Bersiaplah mengucapkan selamat tinggal pada juluran antena radio, televisi, atau telepon satelit. Sekelompok peneliti di Universitas California Selatan, Amerika Serikat, telah mengembangkan antena berukuran nano—satu per semiliar meter.
Sulit melihat bentuk antena itu dengan mata telanjang karena ukurannya jauh lebih kecil dari rambut manusia. Bart Kosko, Ph.D., profesor di jurusan rekayasa elektrik yang memimpin pengembangan teknologi ini, menyebut antena berbahan tabung nanokarbon itu secara dramatis meningkatkan proses penerimaan sinyal elektrik. "Tak seorang pun tahu bagaimana persisnya cara kerja tabung kecil ini, tapi mengejutkan. Alat ini menangkap sinyal elektrik dengan sangat baik," ujar Kosko.
Temuan itu berawal dari teori kontroversial yang dikenal sebagai "teori resonansi stokastik". Menurut teori ini, gangguan—sinyal yang tak diinginkan—dapat meningkatkan daya tangkap sinyal elektrik. Kosko dan rekannya lalu berusaha membuktikan teori ini pada tabung-tabung nano.
Dengan kontrol kondisi laboratorium, Ian Lee, mahasiswa program sarjana Kosko, membuat pemancar sinyal elektrik yang bisa memancarkan sinyal lemah hingga kuat. Sinyal ini dikombinasikan dengan sinyal-sinyal gangguan yang dipancarkan pada penerima, baik yang menggunakan tabung nano maupun tidak. Hasilnya, sinyal elektrik ini mendapat penguatan yang signifikan pada penerima tabung nano. "Kami berharap bisa membuat antena superpower dengan tabung nano ini," kata Kosko. Kalau semuanya lancar, Kosko yakin antena seperti ini sudah umum dipakai dalam 5 hingga 10 tahun ke depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini