Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Beasiswa Mandek, Mahasiswa Papua Kelaparan Hingga Putus Kuliah

114 mahasiswa Papua yang kuliah di Yogyakarta terkatung-katung karena Pemerintah Kabupaten Manokwari tak membayarkan beasiswa sejak dua tahun lalu.

12 Juli 2022 | 09.41 WIB

Puluhan massa Forum Solidaritas Mahasiswa dan Pemuda Peduli Pembangunan di Tanah Papua melakukan aksi demo di sekitar Patung Kuda, Monas, Jakarta, Selasa 7 Juni 2022. Dalam aksinya massa mendukung kebijakan pemerintah pusat yang akan membentuk daerah otonomi baru (DOB) di Tanah Papua. TEMPO/Subekti.
Perbesar
Puluhan massa Forum Solidaritas Mahasiswa dan Pemuda Peduli Pembangunan di Tanah Papua melakukan aksi demo di sekitar Patung Kuda, Monas, Jakarta, Selasa 7 Juni 2022. Dalam aksinya massa mendukung kebijakan pemerintah pusat yang akan membentuk daerah otonomi baru (DOB) di Tanah Papua. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Yogyakarta- Sejumlah mahasiswa Kabupaten Manokwari, Papua Barat yang kuliah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta harus menahan lapar hingga putus kuliah karena beasiswa mandek sejak 2020. Beasiswa oleh Pemerintah Kabupaten Manokwari yang bersumber dari dana otonomi khusus itu semestinya diberikan kepada 114 mahasiswa Papua yang kuliah di Yogyakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Besaran bantuan mencapai Rp 6 juta yang dibayarkan setiap enam bulan sekali. Namun, sejak dua tahun terakhir, dana beasiswa itu tidak dibayarkan oleh Pemerintah Kabupaten Manokwari. Sekretaris Ikatan Pelajar Mahasiswa Papua se-DIY, Irto Mamuribo, menuturkan sebagian mahasiswa yang menerima bantuan beasiswa itu berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi kurang mampu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Orang tua mahasiswa tersebut bertani, ada juga yang bekerja sebagai buruh serabutan,” kata Irto kepada Tempo pada Senin, 11 Juli 2022.

Dampaknya, sebagian mahasiswa putus kuliah karena tidak kuat menanggung biaya pendidikan sehingga mereka kembali ke Manokwari. Sebagian pulang untuk membantu orang tua mereka bertani. Ada juga mahasiswa yang menahan lapar karena mengandalkan kiriman uang dari orang tua. 

Padahal, kondisi keuangan orang tua mereka serba tidak pasti dan terbatas. Supaya tetap bisa bertahan hidup, mereka meminjam uang sana sini ke teman-teman mereka. Irto menjelaskan ratusan mahasiswa tersebut tersebar di berbagai kampus di Yogyakarta. 

Ikatan Pelajar Mahasiswa Papua mendesak Pemkab Manokwari untuk segera membayarkan hak beasiswa tersebut kepada mahasiswa. Mereka juga mengajak mahasiswa Manokwari di daerah lain yang belum menerima haknya berani mengadukan persoalan itu. 

Irto menjadi pendamping mahasiswa Papua dan mendatangi Kantor Ombudsman Jateng-DIY pada Jumat pekan lalu. Menurut dia, seluruh penerima beasiswa tersebut telah melengkapi berkas administrasi seperti Kartu Tanda Mahasiswa, surat keterangan aktif dari kampus, kartu Keluarga, transkrip nilai dan fotokopi buku tabungan. 

Setelah mereka melengkapi berkas administrasi, keluarlah daftar nama mahasiswa yang mendapatkan beasiswa, tetapi sejak tahun 2020 beasiswa tidak pernah dikirim. Padahal, proses penyaluran beasiswa sebelumnya berjalan lancar. 

Sebagian mahasiswa telah bertanya kepada Pemkab Manokwari, Pemkab Manokwari menyatakan program beasiswa itu tidak ada lagi untuk tahun 2021. Irto kemudian mengadukan persoalan itu kepada Ombudsman. "Kami menuntut beasiswa segera dibayarkan," ujar dia.

Menurut Irto, informasi tidak dibayarkannya uang beasiswa itu telah sampai ke Bupati Manokwari. Dia mendengar beasiswa tidak dibayarkan karena kondisi kas daerah menipis akibat Pandemi Covid-19. 

SHINTA MAHARANI

Shinta Maharani

Shinta Maharani

Kontributor Tempo di Yogyakarta

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus