Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Benteng Tertua Sebelum Mesir Dijajah Persia Ditemukan

Arkeolog Mesir menemukan reruntuhan benteng kuno yang berasal dari Dinasti ke-26, dinasti bangsa Mesir asli terakhir sebelum Mesir dikuasai Persia

21 Mei 2019 | 14.23 WIB

Reruntuhan benteng Mesir Kuno dari abad ke-7 SM. (Dok. Kementerian Purbakala Mesir/:Livescience)
Perbesar
Reruntuhan benteng Mesir Kuno dari abad ke-7 SM. (Dok. Kementerian Purbakala Mesir/:Livescience)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -  Arkeolog Mesir menemukan reruntuhan benteng kuno yang berasal dari Dinasti ke-26, dinasti bangsa Mesir asli terakhir sebelum negeri itu dikuasai Persia pada tahun 525 SM, demikian dikabarkan Kementerian Kepurbakalaan Mesir, seperti dikutip Livescience, Selasa, 21 Mei 2019..

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Para peneliti menemukan bagian dari benteng batu bata lumpur termasuk menara timur laut dan tenggara  di situs Tell El-Kedwa di Sinai Utara. Sebelumnya, pada 2008, para arkeolog menggali tembok timur benteng pertahanan itu. Tetapi karena besarnya ukuran benteng, sampai sekarang penggalian belum selesai.

Arkeolog menduga tempat itu adalah ruang utama sebuah benteng. Ditemukan juga reruntuhan pos militer dari masa lebih mjuda, yang  dibangun di atas sisa-sisa benteng lama. 

Benteng asli dianggap sebagai salah satu benteng tertua yang ditemukan di negara itu, kata Moustafa Waziri, sekretaris jenderal Pusat Purbakala Mesir, kepada Ahram Online.

Dinding benteng yang lebih tua sangat tebal, berukuran hampir 7 meter. Kementerian Purbakala Mesir juga menyatakan komplek benteng ini memiliki empat menara. Sebaliknya, benteng-benteng baru yang dibangun pada abad-abad berikutnya bahkan lebih terlindungi, dengan tembok yang lebarnya 11 meter dan mencakup total 16 menara.

Selain itu, para arkeolog mengungkapkan keberadaan pintu masuk kuno ke benteng, dalam bentuk gerbang samping di sisi timur laut tembok, Hisham Hussein, direktur jenderal Sinai Kuno Sinai Utara, mengatakan dalam pernyataan itu. Tepat di sebelah kanan pintu masuk ini adalah sisa-sisa ruangan yang mungkin telah ditempati oleh penjaga yang mengawasi gerbang, kata Hussein

Anehnya, benteng tua itu juga memiliki sejumlah ruang yang penuh dengan pasir, tembikar yang pecah, dan puing-puing, yang mungkin membantu menopang temboknya yang berat, Nadia Khadr, kepala Departemen Purbakala Mesir Kuno, mengatakan , ruang-ruang ini mungkin juga berfungsi sebagai saluran air hujan, yang merupakan karakteristik dari Dinasti ke-26.

Penggalian juga menemukan tembok sepanjang 85 m di sisi selatan benteng dan sisa-sisa rumah di bagian barat benteng. Di salah satu dari rumah-rumah ini ditemukan prasasti, yang menyebut Raja Psamtik I berhasil mengusir Asyur dari Mesir dan menyatukan kembali negara ketika ia mendirikan Dinasti ke-26. Psamtik I meninggal pada tahun 610 SM.Penggalian juga  

Berdasarkan prasasti ini, "studi awal menunjukkan bahwa benteng paling mungkin berasal dari paruh pertama Dinasti ke-26, khususnya era Raja Psamtik I," kata Hussein. Tebalnya tembok menunjukkan bukti adanya ancaman serangan hebat, kata arkeolog.

Berita lain tentang benteng kuno di Mesir dan penemuan arkeologi lainnya bisa Anda simak di Tempo.co.

LIVESCIENCE

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus