ADA alat baru yang mungkin bisa bikin lega para petani gurem. Alat ini, penyemprot urea, konon, bisa menghemat pemakaian pupuk sampai lebih dari 30%. Soalnya, alat ciptaan Universitas Pertanian Wageningen, Belanda, yang namanya "HMC Urgent Urea Applicator", ini bukan menyebar pupuk di permukaan sawah seperti dilakukan bapak-bapak tani selama ml. Tapi menyuntikkannya ke dalam tanah. Karena itu, lebih irit. Sebab, dengan cara menyebar, banyak pupuk terbuang percuma menguap atau terbawa air. Dengan cara suntik, yaitu menginjeksikan pupuk ke dalam tanah, kehilangan itu bisa dikurangi. Alat itu memakai prinsip tekanan udara (pneumatik). Komponen-komponennya berupa pipa injeksi, tabung pupuk, alat pemompa piston dan tabung udara, serta cincin pengatur kedalaman. Ketika piston ditarik ke atas, udara masuk, dan pupuk jatuh ke pipa injeksi. Lalu, setelah pipa dimasukkan ke dalam lumpur, atau tanah, piston ditekan ke bawah. Akibatnya, pupuk dan lumpur yang mengisi pipa injeksi terpompa ke luar, menyebar di sekeliling pipa. Seterusnya pipa dicabut untuk disuntikkan ke rumpun pada berikutnya. Sebaran urea itu tergantung pada besar butir, diameter pipa injeksi dan jenis tanah, serta cincin pengatur. Dengan demikian, kedalaman dan jumlah pupuk per suntikan bisa diperhitungkan: cukup dalam untuk tidak terbuang, tapi cukup dangkal untuk dijangkau akar. Itu juga yang dilakukan T. v.d. Sar dan H.C.P. de Vries, dua di antara para penemu, dalam percobaannya di sawah-sawah Indonesia dan Filipina. Hasilnya, untuk butir urca halus sampai yang berdiameter 2,9 cm, jumlah pengisian per suntikan rata-rata 3,8 gram, kedalaman 7,5 cm, jika tinggi cincin pengaturnya 80 mm. Ini "bisa dianggap memuaskan," tulis mereka. Sebab, menurut IRRI (pusat riset padi internasional di Filipina), kedalaman ideal adalah 5-15 cm. Memang memuaskan, terutama kalau hanya penghematan pupuk yang diutamakan. Sayangnya, alat ini ternyata punya kelemahan: waktu operasi lama. Jika dengan cara penyebaran biasa seseorang hanya butuh waktu 3-5 jam untuk memupuk sehektar sawah, dengan suntikan mulur jadi 30 jam. Tapi hal itu, menurut para penemu, bukan sesuatu yang perlu disayangkan benar. Alat ini memang dirancang untuk, terutama, keluarga petani kecil yang punya banyak waktu, sehingga pengeluaran untuk pupuk bisa dikurangi. Petani-petani di Jawa, misalnya. Dan jangan khawatir, kini sedang dirancang alat injeksi ganda dan alat suntik yang bisa digerakkan binatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini