MUDAH-mudahan, panen kelapa sawit pada masa depan tak lagi memerlukan tangga. Varietas kelapa sawit yang cocok dengan postur manusia Indonesia sudah ditemukan. Di Balai Penelitian Perkebunan (BPP) Medan - tempat varietas itu lahir - 42 ahli kelapa sawit dari berbagai balai penelitian di Indonesia berkumpul, akhir Desember tahun lalu. Mereka percaya, varietas baru ini salah satu yang akan memenuhi target perluasan perkebunan kelapa sawit pada Pelita IV: hampir sejuta hektar. Oleh penemunya, Ir. Bismar Taniputra 57, varietas ini diberi nama Dumpy x Pisifera (DyP). Menurut "dewa" kelapa sawit, C.W.S. Hartley, dalam bukunya The Oil Palm, 1977, varietas DyP pertama kali dilihatnya di Sungai Pancur, 30 km dari Medan. Ya, di kebun percobaan Taniputra itu. Namun, riwayat DyP sendiri lumayan panjang. Syahdan, seorang Inggris bernama Jagoc menemukan varietas Dumpy (Dy) di perkebunan Elmina, Malaysia. Silsilah Dy tak pernah jelas. "Mungkin hasil mutasi alam," ujar Tall, yang memang lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB), 1957. Secara fisik, Dy sama saja dengan kelapa sawit lain. Pada 1956, Departemen Pertanian Malaya mengirim 4.300 biji Dy kepada Avros (kini BPP) Medan. Ditanam di Sungai Pancur, Dy tumbuh merana. Ia kalah bersaing dengan Delidura, Pisifera, dan hasil perkawinan Delidura dan Pisifera, DP, yang tumbuh mencapai 10 meter. Sayangnya, sebagian besar Dy yang ditanam tak memenuhi harapan. Biji kiriman Malaya itu rupanya hasil perkawinan dua generasi dari varietas yang sama. Namun, ada sebatang yang menarik perhatian. Sebuah tandanya sarat dengan buah 90 kg. Potensi ini membikin Tani tertarik. Dia memperkirakan, kalau Dy disilangkan dengan Pisifera, hibridanya bisa menghasilkan buah dengan komposisi: 80% daging, 10% cangkang, dan 10% batok cangkang. Perkiraan ini didasarkan pengamaran terhadap DP. "Ibu" DP, yakni Delidura, mempunyai komposisi buah yang sama dengan Dy: 60% daging, 20% cangkang, dan 20% batok cangkang. Tani lalu memilih Pisifera sebagai "ayah" varietas barunya. Pertimbangannya, Pisifera mempunyai komposisi buah bukan main: 95% daging, 5% cangkang, nihil batok cangkang. Sayangnya, varietas ini suka aborsi, hmgga sulit dikembangkan. Tani mengawinkan Dy dengan Pisifera secara langsung. Ayah dua anak itu mengambil serbuk bunga jantan Pisifera, lalu menaburkannya pada serbuk bunga betina Dy.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini