Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Kultur Jaringan

Dapat diterapkan langsung pada pertanian untuk menghasilkan varitas yang diinginkan. penelitian dilakukan oleh negara-negara besar. (ilt)

28 Januari 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SAMPAI saat ini, sebagian besar zat kimia berharga - yang digunakan untuk pemberantasan kanker pencegahan kehamilan, dan berbagai keperluan lain - masih harus diambil dari tetumbuhan. Konsentrasi zat-zat ini sangar rendah, sehingga proses ekstrasinya memakan waktu lama dan biaya besar. Maka, timbul pikiran: mungkinkah mengisolasikan sel-sel yang menghasilkan zat tadi, dan memeliharanya dalam sebuah tangki peragian? Banyak ilmuwan di dunia kini mencari jawaban pertanyaan ini. Pada dasarnya, sel tumbuhan dapat dibuat menghasilkan semua produk kimia, yang secara biologis diproduksikan sel itu dari sinar matahari, udara, dan air. Kendati rintangan masih banyak, para ahli meramalkan bahwa dalam jangka waktu lima tahun mendatang obat-obatan dan zat-zat kimia secara komersial dapat dihasilkan dengan cara demikian. Namun, membuat zat dalam jumlah berton-ton tentu amat sukar. Karena itu, dalam tahun-tahun mendatang, Yang akan dihasilkan ialah zat-zat berharga dalam jumlah kecil. Misalnya: steroids, zat antikanker, obat sakit jantung dan pencegah kehamilan. Dalam hal inilah kultur jaringan (tissue culture) membawa pelbagai keuntungan. Kultur jaringan dapat diterapkan langsung pada pertanian, untuk menghasilkan varietas tumbuhan yang diinginkan dalam waktu lebih singkat. Masalah ini sedang giat diselidiki International Plant Research Institute (IPRI) di San Carlos, California, Amerika Serikat. Dalam pada itu, lembaga-lembaga penelitian di Belgia, Jerman Barat, dan Jepang juga giat melakukan kegiatan serupa. Dalam kultur jaringan, IPRI dan Agrigenetics mungkin paling terkemuka. IPRI, Yang didirikan pada 1978, kini mempekerjakan 180 karyawan. Agrigenetics bahkan sudah memulai usahanya sejak 1975. Perusahaan terakhir ini selalu mencatat keuntungan - omset 1981 mencapai US$ 100 juta. Sampai di sini, masalah yang dihadapi tidak lagi "sekadar" sains, melainkan sudah menginjak dunia usaha dan perekonomian. Saingan berat IPRI dan Agrigenetics ialah anak-anak perusahaan raksasa, seperti Monsanto, Dupont, Ciba-Geigy, Upjohn, dan Arco. Maka, tak heran, bila tiap-tiap perusahaan memegang teguh rahasia penelitian mereka. Tak sepatah kata pun tebersit mengenai kemajuan yang mereka peroleh. Masih banyak ilmuwan meragukan kemungkinan kultur jaringan sebagai primadona teknologi pada masa depan. Untuk kelompok ini, rekombinasi DNA lebih mempunyai peluang menduduki tempat utama. Penyerbukan pertama, 1966, menghasilkan buah yang kemudian menjadi kecambah DyP. Komposisi buahnya tak meleset dari perkiraan. DyP bertubuh pendek, persis "ibu"-nya. "Saya harap Si Cebol ini mengurangi ongkos panen," ujar Tani, kepala bagian agronomi BPP Medan. Pada usia enam tahun, DyP baru satu meter, sedangkan DP sudah dua meter. Pada usia 13 tahun, DyP baru 5,5 meter, sedangkan DP 7,9 meter. DyP mulai dipanen pada usia tiga tahun, serupa DP. BPP Medan menkomersialkan DyP sejak 1974. Sampai Oktober tahun lalu sudah terjual 442 batang. Ke berbagai PTP dan perkebunan swasta disebar 827 kecambah. Tiap hektar bisa menampung 200 kecambah. Di PT Socfindo Medan, tempat DyP ditanam di areal seluas 35 hektar, pertumbuhan DyP meyakinkan. "Perkembangannya mantap, produksinya malah di atas DP," kata Ir. Umar Akbar, kepala bagian tanaman PT Socfindo, kepada Monaris Simangunsong dari TEMPO, pekan lalu. Menurut direktur BPP Medan, Dr. Ir. Soepadiyo, sebelum Pelita IV dimulai, pemerintah menurut rencana sudah mengesahkan penggunaan DyP sebagai varietas pilihan. Mungkin, antara lain, karena DyP bisa hidup di tanah yang kurang subur. Cukup dengan curah hujan merata 2.000 mm per tahun. "Si Cebol ini tak cengeng," kata Taniputra.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus