Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Cerita Tim Pelajar MAN IC Serpong yang Sabet 4 Medali dalam Olimpiade Iklim dan Lingkungan di Rusia

MAN IC Serpong berhasil meraih empat medali dalam ajang International Olympiad on Climate and Environmental Issues (IOCE) yang digelar pada 20-24 Oktober 2024 di Rusia.

28 Oktober 2024 | 16.40 WIB

Image of Tempo
Perbesar
MAN Insan Cendekia Serpong. Dok. Kemendag

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pelajar Madrasah Aliyah Negeri atau MAN Insan Cendekia Serpong sukses menyabet empat medali dalam ajang International Olympiad on Climate and Environmental Issues (IOCE) yang digelar di Rusia pada 20-24 Oktober 2024. Medali ini diperoleh dari kategori individu dengan usia 16–18 tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tiga siswa, masing-masing bernama Alifsani Abifadel, M. Fachrie Maulana, dan Athaillah Bagas, memenangkan tiga medali perak. Satu medali lainnya adalah perunggu yang dimenangkan oleh Eldhiya Nazlatul. Kabar kemenangan ini diunggah di akun Instagram resmi MAN IC Serpong.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olimpiade IOCE merupakan kompetisi ilmiah internasional interdisipliner yang diselenggarakan oleh Sirius University bekerja sama dengan beberapa universitas internasional lainnya. Perdana diadakan tahun ini, IOCE bertujuan melibatkan pelajar muda dalam pemecahan masalah lingkungan dan iklim. Setiap negara peserta hanya dapat mengirim satu tim yang terdiri dari 5 anggota.

Eldhiya mengatakan olimpiade itu terbagi dalam dua babak, yaitu praktikal dan teoritikal. Pada babak praktikal, peserta mengunjungi Caucasus Biosphere Nature Reserve untuk mempelajari dan menawarkan solusi ihwal ancaman perubahan iklim terhadap keanekaragaman hayati. “Kami juga harus memberi solusi atas spesies alien (asing) yang sifatnya invasif alias mengganggu keanekaragaman yang ada,” ujarnya ketika dihubungi Tempo pada Ahad, 27 Oktober 2024,

Pada sesi praktikal, jawaban diberikan dalam bentuk esai dan dikerjakan secara berkelompok. Adapun pada sesi teoritikal, peserta menghadapi soal individu dan kelompok dengan tantangan berbeda. Eldhiya dan timnya sempat diminta mencari solusi penanganan spesies asing invasif dalam jumlah besar di sebuah taman nasional.

“Kita harus memberikan jawaban yang applicable untuk itu. Jawaban disajikan dalam bentuk esai,” tutur dia.

Dalam sesi individu, Eldhiya mendapat tugas membuat sistem assessment untuk ekosistem yang rentan terhadap perubahan iklim. Dia juga harus menerangkan satu ekosistem yang paling rentan dari negara asal, artinya harus dari Indonesia.

“Aku jawab peatland atau tanah gambut paling rentan terhadap perubahan iklim di Indonesia, karena mudah terbakar atas tingginya intensitas radiasi matahari,” ucap Eldhiya.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus