Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Cermin Pemantul Sinar Matahari

28 November 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Masa kegelapan bagi Rattenberg, sebuah kota kecil di Austria, selalu datang dari November hingga Februari. Pada setiap musim dingin itu matahari seolah berhenti bersinar. Hal ini terjadi karena matahari hanya melintas di kota itu selama 10 menit, sebelum menghilang di balik bukit setinggi 914,4 meter.

Namun, dengan bantuan cermin, kegelapan yang memeluk Rattenberg setiap musim dingin tak lama lagi akan berakhir. Ini dimungkinkan karena di kota yang dibangun sejak 1300 dan terletak di lereng bukit itu akan dipasang 30 heliostat (cermin yang dapat berputar mengikuti matahari). Cermin-cermin itu akan menangkap cahaya matahari dari Kramsach—desa yang bertetangga dengan Rattenberg—dan memantulkannya menuju Rattenberg.

Ide memantulkan sinar matahari ini berasal dari Bartenbach Licthlabor GmbH, perusahaan Austria yang biasa memakai cermin untuk penerangan. Cermin yang tak lebih besar dari halaman rumah itu, oleh Licthlabor, akan disebar di berbagai tempat. Tujuannya agar pantulan cahaya menyebar ke seluruh kota. Perusahaan itu juga akan memantulkan cahaya matahari dengan berbagai tingkat pencahayaan sesuai dengan kondisi hari sebenarnya.

Teknologi pemantul sinar itu menjadikan Licthlabor perusahaan pertama yang berusaha memindahkan cahaya matahari ke sebuah kota. Menurut Markus Peskoller, Direktur Licthlabor, biaya yang dikeluarkan perusahaannya untuk merampungkan proyek ini sekitar US$ 600 ribu (Rp 6 miliar). Sisanya, sebesar US$ 1,2 juta (sekitar Rp 12 miliar), sudah digelontorkan oleh Uni Eropa.

Sinar Laser dari Silikon

Sejak sinar laser pertama kali dibuat pada 1960-an, para ilmuwan telah mengembangkan sinar laser dari berbagai bahan, mulai dari neon hingga batu nilam. Tapi tak pernah sekalipun silikon dilirik oleh ilmuwan. Alasannya, struktur silikon tidak memungkinkan bagi elektron yang ada pada bahan semikonduktor itu untuk memancarkan sinar.

Tapi, kini sekelompok peneliti dari Universitas Brown, Rhode Island, Amerika—pimpinan Jimmy Xu—berhasil membuat sinar laser dari silikon untuk pertama kalinya. Caranya dengan mengebor miliaran lubang berskala nano pada silikon. Teknik itu dilakukan Xu dan sejawatnya untuk mengubah struktur atom pada kristal silikon.

Tak ayal, apa yang dikerjakan Xu membuat yang dulunya tak mungkin menjadi mungkin. Hasil penelitian ini segera dipublikasikan secara online dalam jurnal Nature Materials, pekan lalu.

Meski begitu, Xu mengakui sinar laser dari silikon yang diciptakannya belum dapat diaplikasikan secara komersial, seperti halnya pada pemutar CD atau pemindai harga barang di supermarket. ”Untuk mencapai tahap itu, sinar laser dari silikon masih harus direkayasa dan harus dapat dioperasikan pada temperatur ruangan,” katanya.

Jika penelitiannya berhasil, Xu yakin material dari sifat elektronik silikon dan sifat optik laser akan bermanfaat bagi industri elektronik dan komunikasi. ”Informasi yang disampaikan lewat jaringan serat optik akan bergerak lebih cepat dari sebelumnya, dan komputer akan lebih bertenaga,” katanya.

Kirim E-Mail Pakai Gitar

Rocker juga manusia, yang kadang suka berkirim e-mail atau berselancar di dunia maya. Demi memenuhi kebutuhan itu, perusahaan gitar Fender membuat prototipe gitar bagi musisi yang selalu ingin melakukan kontak dengan dunia maya. Caranya dengan menempatkan prosesor buatan Intel pada ruang kosong di dalam gitar. Alhasil, teknologi yang dikembangkan di balik gitar itu memungkinkan seorang musisi mengirim e-mail, meski tengah berpentas di panggung.

”Dengan gitar ini, musisi yang tengah melakukan tur dapat merekam suara gitarnya dan mengirimnya lewat e-mail ke produser,” kata Chris Hogg, Direktur Pemasaran Intel, di Inggris, pekan lalu. Lewat gitar ini, ucap Hogg, musisi dapat menjelajahi dunia maya untuk mencari nada gitar, mengecek royalti secara online, hingga memasang headphone pada gitar untuk mendengarkan musik.

Bahkan, musisi juga dapat mengunduh lagu favoritnya dari Internet dan memainkannya kembali tanpa harus menyentuh senar gitar. Semua kemampuan itu tak akan berpengaruh pada suara gitar yang dihasilkan. Tapi, para musisi masih harus bersabar menjajalnya karena Fender maupun Intel belum akan memasarkan gitar itu dalam waktu dekat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus