TEKNOLOGI militer di kapal selam tak hanya berguna untuk menuntun arah di kedalaman laut agar posisinya tak diketahui oleh musuh. Teknologi ini sekarang dapat pula dipakai di bidang lain. Perusahaan eksplorasi bisa menggunakannya untuk mencari deposit minyak, gas, atau mineral. Arkeolog pun bisa memanfaatkan "peralatan rahasia" itu untuk mencari lokasi harta karun yang teronggok di dasar lautan.
Cara kerja teknologi ini berdasarkan prinsip bahwa benda-benda di bawah air atau di balik batu atau terowongan menimbulkan medan gravitasi. Bila kapal selam mendekati massa padat di bawah air, akan terjadi peningkatan kecil pada medan gravitasi. Dengan mengukur perubahan gravitasi tipis itulah kapal selam mendapatkan petunjuk.
Perubahan tipis pada medan gravitasi itu diukur dengan alat sensor yang terdapat pada alat bernama gradiometer. Di kapal selam terdapat beberapa pasang alat sensor. Setiap sensor dipisahkan secara vertikal satu dengan yang lainnya. Perbedaan yang dibaca setiap sensor memberi tahu adanya perbedaan dalam medan gravitasi. Dan dengan sistem kalibrasi ini bisa diperoleh peta kontur.
Makin dekat ke obyek, makin besar pula perubahan yang terjadi. Laporan perubahan diperoleh dari perubahan kepadatan massa. Ini bisa berupa defisiensi massa, misalnya terowongan tambang, deposit garam, atau massa batu yang lebih berat dibandingkan dengan sekelilingnya.
Bagi perusahaan minyak dan pertambangan, teknologi gradiometer dapat digunakan untuk menemukan cadangan minyak atau gas atau bijih besi di bawah tanah secara sederhana, yakni dengan mendeteksi perubahan dalam medan gravitasi dihubungkan dengan komposisi batu.
Deposit minyak, misalnya, sering terperangkap oleh gunungan atau puncak garam. Garam itu sangat ringan dan kepadatannya jauh lebih rendah daripada bebatuan di sekelilingnya. Dengan menggunakan gradiometer, gunungan garam itu dapat ditemukan dan dipetakan. Inilah yang kemudian dijadikan dasar untuk eksplorasi.
Untuk eksplorasi di bawah tanah, teknologi mempunyai prospek baik: bisa mendeteksi cadangan tanpa membutuhkan survei seismik yang mahal. Maka, perusahaan pertambangan juga dapat memanfaatkan teknologi ini untuk mendeteksi kepadatan batu-batu yang berbeda. Dengan beberapa modifikasi, teknologi ini agaknya bisa dipakai di mana-mana.
GSI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini