Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Demi hanuman dan kawan-kawan

Penggunaan monyet india dalam percobaan senjata di amerika. india menghentikan ekspor monyet. malaysia enggan membatasi ekspor monyet & ekspor beruk indonesia yang mencapai 1 juta setahun. (ilt)

4 Maret 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AMERIKA Serikat bisa sulit juga. Mulai 1 April nanti, India aka menghentikan seluruh ekspor monyet rhesus ke AS. Itu langsung keputusan P.M. Morarji Desai. Sebelumnya, pers India memberitakan tentang penggunaan sejumlah kecil monyet India itu dalam percobaan senjata di Amerika. Ini dianggap melanggar peranjian yang sudah berumur 22 tahun antara India dan AS, yang tak membenarkan penggunaan monyet dalam penelitian militer. Menurut Boyce Rensberger, wartawan The New York Times, tahun lalu sekitar 12 ribu monyet rhesus digunakan untuk penelitian di Amerika. Hampir seluruhnya diimpor dari India. Tapi sebagian besar monyet itu bukan digunakan dalam riset militer, melainkan dalam penelitian kedokteran. Khususnya pengujian vaksin, yang menyita hampir separo dari jumlah monyet India itu. Sebab menurut undang-undang di AS. vaksin harus diuji duIu pada kera atau monyet sebeIum boIeh diterapkan pada manusia. Kebanyakan monyet itu menemui ajalnya dalam pengujian vaksin itu. Seorang ahli primata (keluarga monyet dan kera) lulusan University of California kepada TEMPO pernah mengutarakan taksirannya bahwa setiap tahu "sekitar 300 ribu monyet rhesus yang dibunuh untuk pengujian vaksin di Amerika." Mungkin karena itu, secara bertahap kwota ekspor monyet rhesus dari India sudah diturunkan oleh pemerintah-pemerintah di New Delhi sekarang. Sampai 1973, para pemburu di India dengan hebasnya menangkap monyet liar dari sekitar desa, ladang dan hutan India, dan mengekspor sekitar 30 ribu monyet rhesus setahun ke Amerika. Kemudian kwota ekspor diturunkan sampai 20 ribu ekor, dan antara tahun 1975 dan 1976 diturunkan lagi sampai tinggal 12 ribu ekor. Namun di samping alasan kelestarian alam itu, diduga juga ada lain Morarji Desai, tulis Boyce Rensberger, seorang penganut Hindu yang salih. "menentang pembunuhan hewan. berdasarkan alasan-alasan keagamaan." Itu sebabnya ia marah sekali ketika membaca laporan koran tentang penggunaan monyet-monyet itu untuk menguji daya binasa senjata-senjata baru AS. Memang betul, ada jenis-jenis binatang tertentu yang dianggap suci di In dia. Terutama karena binatang itu memegang peranan penting dalam agama dan mitologi Hindu. Misalnya lembu yang dianggap binatang tunggangan Betara Guru, sang Maha Dewa. Juga karena cerita Ramayana, ada kebiasaan untuk tak mengganggu monyet-monyet yang di bawah pimpinan Hanoman telah membantu Sang Rama, titisan Wishnu, dari daratan India ke pulau Srilanka. Di sana malah ada juga "candi Hanoman." Kebetulan memang ada sejenis monyet yang bernama "hanuman." Jenis 'monyet daun' alias langur atau Presbytis itu berbulu putih keperak-perakan dengan telapak tangan, kaki dan muka berwarna hitam. Sementara ekornya yang panjang selalu melengkung seperti busur di balik punggungnya. Jenis hanuman kecil inilah yang paling dihormati oleh orang Hindu. Malaysia Manolak Mungkin dengan membonceng tradisi Hindu itu, pemerintah India berusaha menyadarkan rakyatnya agar membantu perlindungan kelestarian berbagai jenis monyet di sana. Berbeda dengan India, pemerintah Malaysia tak terlalu berminat melindungi monyetnya dari pembeli asing. Negara itu baru saja menjadi alamat himbauan Liga Perlindungan Primata Internasional (International Primte Protection League) serta Dana Perlindungan Satwa Sedunia World Wildlife Fund), agar membatasi atau melarang sama sekali jenis monyet macaque berekor panjang yang di Sumatera lazimnya dikenal sebagai 'beruk'. Himbauan IPPL dan WWF itu tak ditanggapi dengan positif oleh pemerintah Malaysia. Malah sebaliknya. Kata seorang jurubicara Departemen Suaka, Cagar Alam dan Taman Nasional "Malaysia kepada wartawan AFP: "Monyet itu merupakan hama pengganggu bagi para peladang. Karena itu, tak ada alasan untuk membatasi atau menghapuskan ekspornya." Pejabat itu berpendapat, bahwa masih cukup banyak beruk hidup liar di hutan-hutan. Sehingga tak perlu dikhawatirkan punah. Kata beberapa sumber kepada wartawan kantor berita Perancis itu, jumlah beruk yang diekspor melalui bandar udara antarbangsa Kualalumpur sebulannya 'hanya' 150 sampai 200 ekor. Jadi setahun antara 1800 sampai 2400 ekor. "Apalah artinya itu dengan Indonesia, yang setiap tahun mengekspor hampir sejuta ekor beruk?" ujarnya lagi. Mungkin. Tapi keengganan pemerintah Malaysia untuk membatasi ekspor beruk masih dapat digugat. Adanya serbuan beruk ke ladang-ladang penduduk dapat dianggap pertanda menipisnya persediaan makanan di hutan. Dan itu mungkin disebabkan oleh penebangan hutan yang berlebihan. Sehingga keseimbangan alamiah antara sang monyet dengan lingkungannya jadi pincang. Jadi belum tentu karena perkembangan populasi beruk begitu meningkat dengan pesat. Apalagi monyet dan kera tidak berkembang-biak secepat serangga. Berbagai jenis monyet itu baru dewasa dan mampu berkembang-biak pada usia 4 sampai 6 tahun. Tapi meskipun lebih cepat dewasa ketimbang makhluk yang lebih cerdas--manusia--umurnya juga lebih pendek. Monyet rhesus batas usianya hanya 29 tahun. Orang utan 27 tahun, sementara gibbon hylobates) yang di Indonesia dikenal dengan sebutan owa lebih pendek lagi usianya: hanya tahun. Di samping itu, mereka hanya dapat berkembang subur dalam wilayah yang cukup luas, yang kaya dengan pohon buah yang tinggi. Seperti owa di cagar alam Tanjung Puting, Kal-Teng, yang punya wilayah operasi seluas 45 hektar tempat pohon-pohon tumbuh sampai setinggi 30 meter. Jadi siapa sebenarnya yang jadi hama? Monyet bagi manusia atau manusia bagi monyet?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus