Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran (Unpad) menggelar kuliah perdana bertajuk “Fish and Fisheries Product : Waste & It’s Utiloization for Product Development” dengan pemateri peneliti dari Chiang Mai University Division of Product Development Rajnibhas Sukeaw Samakradhamrongthai. Kuliah tersebut diadakan secara virtual pada Senin, 14 Februari 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam materinya Rajnibhas menyampaikan, konsumsi ikan di dunia mengalami kenaikan mencapai 122 persen selama kurun waktu 1990-2018. Hal ini disebabkan masyarakat dunia kini semakin banyak yang menyadari bahwa ikan dan produknya memainkan peran penting dalam pangan dan ketahanan gizi di seluruh dunia.
“Peningkatan perhatian diberikan pada ikan sebagai sumber nutrisi penting dalam makanan, tidak hanya protein bernilai tinggi, tetapi yang lebih penting juga sebagai sumber unik mikronutrien dan asam lemak omega-3 rantai panjang,” ujar Rajnibhas seperti dikutip di laman resmi Unpad.
Seiring meningkatnya angka konsumsi ikan turut pula meningkatkan jumlah limbah makanan laut. Namun, ternyata limbah olahan makanan laut memiliki sejumlah manfaat yang bisa dikembangkan.
“Kita bisa menganalisis nutrien komponen utama dari limbah pengolahan makan laut. Dapat dilihat bahwa limbah makanan laut memiliki berbagai nutrien yang bermanfaat contohnya seperti kalsium, potassium, sodium, nitrogen nitrat, dan nutrien-nutrien lainnya,” paparnya.
Untuk itu, ia mendorong agar limbah makanan laut sebaiknya jangan dibuang. Pengolahan yang tepat akan menghasilkan produk berguna. Melalui reaksi biokonversi atau metode biologis yang memisahkan komponen makanan, pengembangan produk dari limbah makanan laut dapat dilakukan.
Pada kesempatan tersebut, Rajnibhas menyampaikan beberapa inovasi dalam pengolahan ikan dan produk ikan. Salah satunya pembuatan yudong dari ekstrak sisik ikan, marshmallow dari gelatin ikan, hingga cashew nut cookies menggunakan tepung yang terbuat dari tulang ikan nila.
“Mengapa kita perlu menambahkan bahan-bahan dari produk ikan ke dalam produk? Karena konsumen mencari sifat produk yang mereka sukai dan nilai gizi yang mereka butuhkan, selain itu kita dapat memanfaatkan lebih dalam bidang perikanan,” katanya.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.