Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) mengeluarkan pernyataan tentang konflik antara rektorat dan Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM). Ketua Forum Guru Besar ITB Freddy Permana Zen mengatakan organisasinya ingin mengantisipasi dampak eskalasi perbedaan pandangan tentang pengelolaan SBM antara pimpinan ITB dengan dosen SBM ITB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, tindakan Forum Dosen SBM ITB yang sempat menyatakan mogok mengajar patut diduga sudah melampaui batas nilai-nilai luhur institusi dan mencederai kode etik dosen ITB. Pernyataan itu dikeluarkan setelah mereka menggelar rapat pleno pada Selasa, 15 Maret 2022 dari pukul 11.00-13.30 WIB. “Keluarnya pernyataan ini luar biasa, lima tahun ini enggak ada mengeluarkan sikap seperti itu, jadi extraordinary lah,” kata Zen kepada Tempo, Rabu 16 Maret 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Forum Guru Besar ITB, kata Zen, memberikan dukungan penuh kepada Pimpinan ITB yaitu Rektor, Majelis Wali Amanat, dan Senat Akademik ITB untuk menyelesaikan permasalahan SBM dengan penuh kearifan dan berkeadilan serta menjunjung tinggi nilai-nilai luhur ITB. Mereka sepenuhnya mendukung kebijakan rektor yang sesuai dengan Statuta ITB dan peraturan perundang-undangan yang terkait, termasuk rencana pengembangannya.
Melalui Forum Guru Besar ITB, Zen mengajak semua dosen SBM ITB untuk tetap menjalankan kewajiban dalam melakukan kegiatan Tridharma perguruan tinggi dengan mengedepankan kepentingan mahasiswa dan institusi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur ITB. "Kami menyesalkan tindakan sekelompok dosen ITB yang menamakan dirinya sebagai Forum Dosen SBM yang sudah melakukan tindakan tidak terpuji dan menurunkan harkat martabat institusi," katanya.
Untuk itu, Zen melalui Forum Guru Besar ITB, mengusulkan perlu ada tindakan disiplin kepada para dosen yang sudah melakukan tindakan tidak terpuji dan menurunkan harkat martabat institusi. Forum tersebut mengusulkan kepada pimpinan ITB untuk membentuk komisi etik atau disiplin agar persoalan internal kampus itu bisa diselesaikan dengan baik dan kekeluargaan.
"Forum Guru Besar ITB mengajak seluruh masyarakat ITB untuk terus membina dan menjaga suasana akademik yang kondusif dalam menjalankan tugasnya serta memberikan dukungan moril kepada Pimpinan ITB untuk menyelesaikan permasalahan tersebut," kata Zen.
Poin-poin pernyataan sikap itu, kata Zen, telah ditujukan kepada Majelis Wali Amanat, Senat Akademik, dan Rektor ITB.
Menurutnya, hubungan rektor dengan SBM saat ini seperti sewajarnya hubungan ibu dan anak yang terkadang berselisih. “Tapi kami persoalkan itu sampai bisa menjatuhkan marwah ITB, misalnya dosen mogok, walaupun hanya sebagian, tidak semua mogok,” ujarnya. Zen mengatakan selama ini di ITB atau sejak dia kuliah sebagai mahasiswa pada 1980, tidak ada kejadian seperti itu. “Antara ITB dengan dosen-dosen bukan seperti buruh, lebih ke kolega, kolegial, tapi tentunya harus ada aturan,” katanya.
Dia mengatakan ada sekitar 200 orang di Forum Guru Besar yang merasa terganggu dengan kata-kata mogok itu. Dalam rapat pleno Selasa, 15 Maret 2022 itu, 60 persen Forum Guru Besar hadir nyata secara fisik dan daring. “Dan yang tidak hadir semuanya mendukung bahwa ini harus diberikan sesuatu,” ujar Freddy.
Tindakan disipliner ke Forum Dosen SBM ITB itu menurutnya hanya usulan ke komisi etik. Soal urusan teknisnya diserahkan ke Rektorat ITB. “Dilaksanakan atau tidak kita juga enggak tahu, hanya mengusulkan saja,” ujarnya. Freddy menambahkan, “Kalau Rektor dan dosen SBM bisa menyelesaikan dengan baik, mungkin tidak perlu sidang kode etik, itu teknis, Forum Guru Besar tidak ikut campur.”
Baca juga:
Pasca Kisruh SBM ITB, ITB Buka Lowongan Dosen untuk 25 Orang
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.