Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Gagasan video yang seragam

Masalah penyeragaman/standardisasi internasional peralatan video sedang dibahas para produsen. Masih aneka ragam peralatan video kini dipasarkan. Konsumen harus teliti dalam pemilihan. (ilt)

23 Januari 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PEMINAT peralatan video di Indonesia dari hari ke hari bertambah banyak. Namun umumnya calon pembeli tidak memiliki cukup informasi tentang keunggulan beberapa merk ataupun sistem peralatan itu. Ada pertanyaan, misalnya: "Kalau saya beli peralatan video format Beta, terjaminkah persediaan kaset format itu?" Beta? Ia tak perlu khawatir. Agaknya di Indonesia kaset format Beta merajai pasaran, meski kaset format VHS juga cukup tersedia. "Kebanyakan orang mencari kaset format Beta," ujar seorang pedagang di Proyek Senen, Jakarta. Tapi kalaupun ada kaset yang menarik dengan format lain, ada pula toko yang bisa mentransfernya pada format yang cocok. Paling-paling berkurang sedikit kualitas rek,amannya, tapi tak apalah. Teknologi video berkembang demikian pesat, terutama lima tahun terakhir. Tahun lalu saja produksi peralatan video di Jepang meningkat sampai 95%, menurut catatan Asosiasi Industri Elektronika Jepang. Meski begitu para analis industri memperkirakan laju perkembangan yang menakjubkan itu kelak bakal surut, kecuali diadakan suatu persetujuan antara berbagai produsen untuk menstandarisasi produk video mereka. Maka sejak Juli lalu, sejumlah perusahaan merundingkan hal ke arah standarisasi itu. Awal Januari ini jurubicara perusahaan Sony di Jepang, Yasuhiko Kuroda menegaskan, "Memang betul saat ini lima perusahaan sedang membicarakan penetapan standar internasional. " Kelimanya, yang bersama menguasai 70% pasaran dunia akan peralatan video, ialah Matsushita Electric, Hitachi, Sony dan Victor dari Jepang serta Phillips, perusahaan multinasional dari Belanda. Tapi, menurut Kuroda, perundingan ini masih dalam "tingkat awal" dan "belum ada persetujuan terakhir". Meski begitu diharapkan akhir Januari ini bisa dilantik sebuah dewan industri terdiri dari 10 perusahaan Jepang dan Phillips dari Eropa. Dewan itu bakal membahas masalah penyeragaman peralatan video untuk masa depan. Agaknya gagasan ini sangat ditunjang oleh Departemen Perdagangan dan Industri Internasional (MITI) Jepang. Suatu proyek swasta di Jepang akan terjamin sukses biasanya bila MITI mendukungnya. Generasi peralatan video yang baru bakal menggabungkan kamera video berwarna dengan alat perekaman dalam satu unit. Rencana pemasarannya dalam dua tahun mendatang, sementara kini berbagai perusahaan televisi menggunakannya untuk perekaman berita. Peralatan yang menggunakan pita rekam 8 mm itu saat ini diproduksi terbatas oleh RCA dan Sony. Agaknya para produsen cukup serius menghadapi masalah standarisasi ini. Ini terbukti dengan turut sertanya Phillips. Sesama perusahaan Jepang sebetulnya lazim saling berkonsultasi dan ini juga dimungkinkan oleh undang-undang antitrust yang cukup luwes di Jepang. Tapi baru kali ini suatu perusahaan asing diikutsertakan dalam perundingan semacam itu. Saat ini di pasaran terdapat tiga sistem utama bagi peralatan video yang dipakai di rumah. Akibatnya - pita rekaman pada satu sistem tak dapat dipergunakan pada sistem lain. Ini diduga menyebabkan sejumlah calon pembeli mundur dan membuat keraguan pada pengecer dalam menentukan merk yang hendak dipromosikan. Standarisasi diharapkan dapat memecahkan persoalan itu dan mengembangkan lebih jauh pasaran multi-milyar dollar bagi peralatan video Usaha itu memang tidak pertama kali. Tapi umumnya terbatas pada taktik memperkenalkan suatu produk baru lebih setahun sebelum dipasarkan. Ini dengan harapan agar perusahaan lain akan menerima dan memproduksi disain serupa. Tiga Sistem Tiga sistem utama yang diperdagangkan kini ialah format Beta, VHS (Video Home System) dan Video 2000. Ada beberapa sistem lain secara terbatas dan umumnya peralatannya tak lagi diproduksi. Setiap "Tiga Besar" itu memberikan lisensinya pada sejumlah perusahaan yang memasarkan sistem dasar itu dalam model hasil disain perusahaan itu. Anggota kelompok format Beta yang dikembangkan Sony ialah Sanyo, Toshiba, NEC dan Aiwa misalnya. Model VHS diproduksi oleh Matsushita, JVC, Akai, Hitachi, Mitsubishi, Sharp dan sejumlah lain lagi. Sedang sistem terbaru, Video 2000, terutama dipasarkan di Eropa dan dipergunakan oleh Phillips, Grundig, Siemens, ITT dan sejumlah merk lain lagi. Perbedaan yang paling menonjol antara berbagai sistem itu ialah besarnya kaset, tapi juga berbeda soal jalannya pita dalam mesin itu sendiri. Sistem VHS (Video Home System), misalnya, menggunakan yang disebut "pemuatan M". Pita dalam sistem ini ditarik keluar dari kaset dan menempel pada roda hulu rekam dalam bentuk M. Ketika berjalan dengan kecepatan tinggi saat pita diputar kembali atau dimajukan, pita itu kembali ditarik ke dalam kaset. Kaset yang menggunakan Beta format, misalnya, menggunakan roda hulu rekam yang lebih besar dan pita itu mengitarinya dalam bentuk "U". Dalam seluruh operasinya pita itu tak pernah tertarik kembali ke dalam kaset kecuali sudah habis dan kasetnya dikeluarkan dari mesin. Sedang sistem Video 2000 sama sekali berbeda. Seperti kaset lagu, misalnya, kaset dalam sistem Video 2000 hanya direkam pada satu muka dan jika habis harus dibalik untuk kelanjutannya. Tapi selain format kaset serta cara pitanya berjalan dalam mesin, ada pula ketidakseragaman lain lagi. Ini menyangkut persesuaian sistem pemancaran citra televisi berwarna Saat ini di dunia terdapat beberapa sistem pemancaran --seperti sistem PAL, yang digunakan juga di Indonesia, sistem NTSC dan sistem SECAM. Setiap komponen dalam peralatan video di rumah, mulai kaset, mesin rekam video sampai pesawat televisi, harus sesuai dengan sistem pemancar yang dipergunakan di negeri atau wilayah itu. Misalnya semua kaset video yang direkam di Amerika Serikat menggunakan sistem NTSC. !ni membuatnya langsung bisa dipergunakan di Filipina atau Taiwan, yang semuanya menggunakan sistem pemancaran NTSC. Tapi kaset itu tak dapat digunakan di Indonesia, Malaysia atau Hongkong atau beberapa negeri lain yang juga menggunakan sistem PAL. Jika orang Arab Saudi beli kaset video di Jerman Barat (PAL, ia mesti punya peralatan video yang sesuai dengan sistem itu, karena di negerinya dipergunakan sistem SECAM. Namun umumnya para produsen membuat kaset yang mencakup ketiga sistem itu. Apalagi belakangan juga banyak peralatan yang dapat mempergunakan kaset dalam berbagai sistem itu. Tapi jika belum punya model yang sedemikian itu, pembeli kaset di luar negeri harus waspada betul agar tidak kecewa belakangan. Tapi setidaknya-menurut industri video itu --keanekaragaman itu menciptakan konsumen yang cukup waspada dan berpengetahuan lebih luas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus