SEKITAR 1.500 ilmuwan marah. Maka, pertemuan tahunan para pakar fisika Amerika di Kota Baltimore pekan lalu, yang biasanya berjalan dingin dan membosankan, semarak bagaikan kongres sebuah partai politik. Para fisikawan itu jengkel dan kesal terhadap Pons dan Fleischmann, dua ahli kimia yang telah "melanggar" perbatasan bidang garapan kaum fisikawai nuklir. Dua kimiawan itu mengadakan percobaan fisika -- bukan bidang garapannya -- dan kemudian mengaku menemukan reaksi fusi di dalam tabung (TEMPO, 6 Mei 1939). Bila yang merasa lebih memiliki hak berkecimpung dalam bidang ini berang. itu sangat bisa dimengerti. Sebab, para hsikawan itu telah lebih dari 20 tahun bergulat dengan bidang ini menghabiskan milyaran dolar, dan tak memperoleh hasil yang memadai. Kok, dua orang "asing" tiba-tiba saja bisa sukses. Keki, kan. Untuk mengadakan percobaan di bidang ini, merangsang terjadinya reaksi fusi alias pemampatan inti atom seperti terjadi di matahari, dibutuhkan biaya besar. Sebab, percobaan itu memerlukan suatu tempat bertekanan dan bersuhu tinggi seperti yang terjadi di matahari. Lho, kok Pons dan Fleischmann mengaku berhasil membuat reaksi itu dengan peralatan sederhana seperti yang ada di laboratorium sekolah menengah. Katanya, mereka cuma merendam batang paladium yang ditaruh di dalam kumparan platina, lalu mengalirkan listrik di kumparan itu (lihat gambar). Lalu, kata dua kimiawan itu, reaksi fusi pun terjadi. Buktinya, timbul panas dan radiasi netron. Untunglah, para fisikawan tak cuma jengkel dan marah. Mereka lalu mencoba mempraktekkan seperti yang dilakukan Pons dan Fleischmann. Diketahuilah hasil yang didapat ternyata tak seperti yang dilaporkan. Maka, di Baltimore itu mereka menyimpulkan bahwa kedua pakar kimia itu telah lancang mempublikasikan penemuan tanpa melalui prosedur ilmiah yang seharusnya. Memang masih ada juga ahli yang menolak menghujat Pons dan Fleischmann. Dari sembilan pakar yang ditunjuk para ahli fisika AS untuk mengevaluasi kasus fusi dingin ini, ada seorang yang memilih diam. "Saya tak mendukung pendapat Pons dan Fleischmann, namun saya belum mengambil kesimpulan," kata Johann Rafelski dari Universitas Arizona. Umumnya para pengevaluasi itu menduga Pons dan Fleischmann melakukan kesalahan dalam percobaan mereka. Radiasi yang dideteksi mungkin berasal dari Radon yang terdapat di udara bebas di laboratorium. Sedangkan panas yang timbul mungkin karena cairan di dalam botol itu tak diaduk, hingga ada bagian yang panas dan yang tetap dingin, sementara kebetulan termometer terletak di bagian yang panas. Sementara itu, Pons dan Fleischmann tentu tak begitu saja mencabut kesimpulan eksperimennya. Kedua pakar yang melakukan percobaan di Universitas Utah ini malah menganggap kegagalan para pakar fisika di Baltimore mendapatkan hasil fusi karena tidak tepat mengikuti "resep" mereka. Repotnya, "resep" itu tak jelas benar terungkapkan dalam laporan tim dan jtah ini. "Dilihat dari segi laporan ilmiah. Laporan mereka brengsek," kata Prof. Dr. Samaun Samadikun, Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang baru dilantik bulan lalu itu. Karena itulah banyak laboratorium yang mengalami kesulitan untuk meniru percobaan tim Utah ini, termasuk tim LIPI. Tapi itu agaknya disengaja oleh Pons dan Fleischmann. "Mereka ingin mengamankan paten mereka dahulu," kata Samaun, yang dikenal sebagai ahli fusi Indonesia. Paten memang sangat penting untuk diamankan. "Kalau fusi dingin itu betul-betul ada, mereka bisa mendapatkan miIyaran dolar," kata Samaun. Selain itu, dunia bisa mendapatkan sumber energi baru yang murah, mudah, dan bebas pencemaran. Sebab, bahan baku yang diperlukan cukup air laut. Bayangkan. Sayang, dalam kesimpulan pertemuan di Baltimore itu, penemuan tim Utah ini bukanlah fusi dingin. Sebab, jika benar, seharusnya Pons dan Fleischmann sudah menjadi almarhum, terkena radiasi netron. Lagi pula, percobaan yang dilakukan laboratorium lain seharusnya memberikan hasil yang sama. Syarat utama penemuan ilmiah adalah kemampuannya untuk memberikan hasil yang sama secara konsisten bila prosedur yang serupa dilakukan di laboratorium lain. Memang, para fisikawan yang melakukan penilaian beranggapan bahwa mereka telah mengadakan percobaan persis sama dengan yang dilakukan oleh Pons dan Fleischmann. Tapi sebenarnya beberapa laboratorium melaporkan terjadinya panas ketika mengulangi percobaan tim Utah. Oleh karena itu, para pakar dari Universitas Stanford dan Texas A & M masih mendukung Pons dan Fleischmann. Bahkan kelompok pakar kimia-elektronik (Electrochemical Society) AS mengundang keduanya berceramah di Los Angeles pekan ini. Bagi para pakar kimia-elektronik, penemuan tim Utah ini memang sangat menarik. Meski reaksi fusi tak terjadi, masih besar kemungkinan penemuan ini berguna bagi mereka. Yakni bila yang terjadi ternyata adalah reaksi kimia, yang berarti telah ditemukan cara membuat batere baru yang sangat efisien dan murah. Dalam reaksi kimia, yang bereaksi adalah elektron. Sedangkan dalam reaksi nuklir, yang bereaksi adalah inti. Memang, kemungkinan itu belum dapat dipastikan. Yang jelas, Pons dan Fleischmann tak saja menggegerkan dunia ilmuwan, tapi juga media massa. Bambang Harymuti & Tammy Tamtomo
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini