Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Gula-gula dari batan

Batan berhasil menemukan sejenis makanan baru buat sapi atau binatang sejenis lainnya yang diberi nama molasses block. bisa membikin sapi lebih gemuk & hasil susunya bertambah banyak.

2 Januari 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

S~API kini tak selalu harus makan rumput melulu. Sejenis makanan baru yang ~sengaja dibikin oleh Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) kini sudah bisa dicicipi sapi. Menu baru yang diberi nama molasses block itu, dan bisa juga diberikan kepada binatang sejenis lainnya, dua pekan lalu diserahkan kel~ada Direktur Jenderal Peternakan Daman Danuwidjaja. Melalui penelitian yang makan waktu panjang, jenis makanan baru yang rasanya manis itu -- seperti gula-gula -- bukan cuma unggul dari segi biaya, juga segi manfaatnya. Dengan makanan itu, pertambahan berat badan sapi akan meningkat, lebih dari biasanya. Produksi susunya Juga semakin banyak, dengan kualitas yang lebih baik pula. Hasil penelitian tim dari BATAN IPB dan BPT (Balai Penelitian Ternak) Ciawi ini, ~misalnya, pernah dibuktikan di Boyolali. Bila diberi 400 gram molasses block yang dinamai formula-1 setiap hari, jumlah susu sapi harian yang bisa diperah naik 1,4 liter. Lebih dari itu, menurut Cornelia Hendratno -- ketua kelompok nutrisi ternak Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) BATAN, "kadar lemak susu juga meningkat." Berarti, harga susu itu bisa lebih mahal. Di Karang Pawitan, Garut, molasses block dicoba pula untuk mambuat sapi jantan Friesian Holstein -- tentu saja tak punya susu -- menjadi gemuk. Sapi-sapi itu diberi 200 gram molasses block sehari. Hasilnya, kalau biasanya badan sapi bertambah berat hanya 0,21 kg sehari, sekarang naik menjadi 0,56 kg. Ide makanan hasil produksi BATAN ini datang dari Australia. Di sana makanan serupa memang telah dibikin. Dan pihak Australia menyarankan agar Indonesia, "juga mencari bahan-bahan makanan sendiri," tutur Djali Ahimsa, Direktur Jenderal BATAN. Maka, dengan teknik radioisotop, BATAN melaksanakan anjuran itu. Mulanya, mereka meneliti rumen (perut besar) sapi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keadaan terbaik pencernaan makanan. Dengan menggunakan isotop 35 S dan 32 P (unsur-unsur radioisotop), ~ertumbuhan mikroba rumen dapat diketahui. Ini penting, sebab pencernaan sapi sangat berg~ntung pada kerja baik hewan-hewan kecil dalam perut itu. Banyak unsur lainnya yang digunakan untuk melakukan penelitian itu. Misalnya Isotop 14 C Glukosa, yang dipakai untuk menduga efisiensi pemakaian energi oleh mikroba rumen. Sedang isotop 14 C Asetat digunakan untuk mengukur asam asetat dalam perut besar sapi itu. Nah, untuk penelitian yang begitu detail itulah waktu lima tahun dihabiskan di laboratorium. Dan hasilnya memang tidak percuma. Dari penelitian itu, mereka tahu bagaimana kondisi terbaik organ pencernaan, apa yang bisa mempengaruhinya, dan bagaimana pengaruhnya. Mereka lalu tahu, agar mikroba bisa mencerna celulosa rumput-rumputan yang dimakan sapi, keasamannya harus tertentu. Yakni pada pH 6,4 hingga 7,0. Pemberian makanan yang tidak tepat bisa menyebabkan pH rumen berubah. Akibatnya, mikroba jadi ogah-ogahan menghancurkan celulosa. Pekerjaan berikutnya adalah menyusun formula makanan yang sesuai dengan kondisi rumen yang diinginkan. Untuk meneliti ini saja dihabiskan waktu dua tahun. Beberapa bahan makanan ternak dicoba dikombinasikan. Sebagai bahan utama, pilihan jatuh pada molasses - yang nama aslinya adalah tetes, bahan limbah dari industri gula tebu. Selain memberi banyak energi, tetes juga menghasilkan asam butirat. Tetes juga mudah didapatkan dan murah. Bahan-bahan lain juga dikumpulkan. Ada dedak sebagai sumber asam amino, tepung tulang scbagai sumber fosfor, kapur sebagai sumber kalsium, urca -- yang lebih dikenal sebagai pupuk tanaman -- untuk mencukupi nitrogen. Ada pula ongKok, tepung daun singkong, biji kapuk, polard (limbah terigu), dan tidak . lupa garam dapur - untuk meningkatkan palatabilitas alias membikin sedap rasa. Dari bahan makanan itu, tiga komposisi berbeda disusun. Masing-masing mencapai hasil bagus. Susunan pertama, tetes terpakai 39%, dedak 13,5%, tepung daun singkong 14,5%. Sisanya dibagi oleh 6 bahan makanan lain, dengan persentase beragam. Susunan kedua didominasi tetes, polard, dan bungkil biji kapuk, masing-masing 29,25%, 22,95%, dan 22,75%. Sedang formula tiga mengandalkan tetes (33%), dedak (18%), dan tepung kedelai (13%). Bahan-bahan dicampur, dimulai dari yang jumlahnya paling sedikit, lalu diaduk dengan tetes hingga rata. Adukan itu kemudian dipanaskan selama lima menit, dan dibentuk sesuai dengan selera. Jadilah gumpalan makanan yang disebut molasses block itu.' Mudah, 'kan? "Peternak kecil pun bisa membikin sendiri," kata Djali Ahimsa. Daman Danuwidjaya menyambut baik temuan BATAN itu. "Yo~ Iihat, 'kan? Nggak begitu complicated," ujar Daman. Artinya, itu mudah disebarluaskan. Ia yakin, pertengahan tahun nanti molasses block sudah menjadi bagian dari menu wajib yang dipakai peternak-peternak sapi perah. Dan koperasi bisa dijadikan usaha untuk menyebarluaskan makanan baru itu kepada para peternak. Murah, memang. Menurut Djali, jatuhnya harga cuma Rp 350,00 sekilonya. Ia mengharapkan agar ada pihak swasta yang mau memproduksi molasses block itu. Dan BATAN dijamin tidak akan menuntut komisi, bila temuannya itu diproduksi orang lain. Bagi BATAN, yang penting sapi suka. Tapi bukan berarti makanan sapi cukup hanya molasses block. Rumput tetap yang terpokok. Hanya 400 gram yang perlu dlberikan pada sapi, untuk dijilat-~jilat sebagai makanan tambahan. Dan jangan lupa, biarpun rasanya enak, itu hanya buat sapi. Bukan buat Anda. Tri Budianto Soekarno (Jakarta)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus