Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Pendinginan Berbasis Kristal Plastik agar Kulkas dan AC Ramah Iklim

Tim peneliti di Eropa tawarkan opsi teknologi menggunakan material barokalorik baru untuk kulkas dan AC ramah iklim.

11 Januari 2025 | 17.17 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi perempuan saat melihat isi kulkas. (The Kitch/Joe Lingeman)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Satu jenis baru material barokalorik (suhunya berubah karena tekanan) bisa digunakan untuk membuat kulkas dan AC tetap dingin tanpa menyebabkan pemanasan di bumi. Penggunaan jenis baru material itu bisa mengeliminasi pelepasan gas rumah kaca dari industri lemari dan mesin pendingin selama ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kulkas dan AC mendapatkan daya pendinginannya dengan cara mensirkulasikan cairan di dalam sistemnya yang menyerap panas dan menyebabkan pendinginan melalui siklus evaporasi dan kondensasi. Masalahnya, banyak jenis cairan yang digunakan selama ini menyumbang kepada efek rumah kaca di muka bumi ini, menyebabkan pemanasan global, ketika mereka bocor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jenny Pringle dari Institute for Frontier Materials, Deakin University, Australia, dan koleganya menawarkan sebuah opsi dari cairan itu yang diklaim ramah iklim. Mereka menggunakan kristal plastik ionik organik, kristal dengan molekul-molekulnya yang bisa bergerak hingga membuatnya cukup encer. 

Kristal plastik ini dapat bertransformasi dengan cara diberikan tekanan. Molekul-molekulnya menjadi beralih, dari awalnya berorientasi acak menjadi teratur atau seragam. Lalu, ketika tekanan dihilangkan, molekul-molekul itu menjadi acak kembali. Saat proses pengacakan itu, kristal menyerap panas, membuatnya secara efektif mendinginkan suhu sekitarnya. 

Diakui Pringle, pendinginan berbasis tekanan seperti ini telah menjadi obyek penelitian sebelumnya. "Namun kebanyakan material barokalorik yang diketahui bisa melakukan transisi seperti itu hanya bisa melakukannya pada suhu moderat sehingga membatasi daya pendinginan yang dihasilkan," katanya dikutip dari New Scientist.

Sebagai perbandingan, dia menyebut kemampuan menyerap panas dari kristal plastik ionik organik bisa menghasilkan suhu -37 sampai 10 derajat Celsius. Kisaran itu cocok untuk kulkas dan freezer rumah tangga. 

Namun demikian, untuk saat ini, jenis material baru itu belum siap untuk di bawa ke luar dari laboratorium. Penyebabnya, tekanan yang dibutuhkan untuk membuat transformasi kristal itu sangat tinggi--ratusan kali lebih besar daripada tekanan atmosfer. "Atau setara tekanan di laut di kedalaman ribuan meter," kata Pringle.

David Boldrin dari University of Glasgow, Inggris, mengatakan material seperti yang dimaksud dalam studi terbaru yang telah dipublikasikan di jurnal Science, 2 Januari 2025 itu berpotensi untuk dekarbonisasi industri yang sangat besar. Tapi, peneliti material dari Fakultas Fisika dan Astronomi ini juga membagikan kekhawatirannya tentang syarat tekanan tinggi. 

Bing Li dari Akademi Ilmu Pengetahuan Cina juga mengungkap isu praktikal lain yang mungkin muncul dari pendekatan kulkas baru ala Pringle dkk. Profesor di Institute of Metal Research ini menunjuk kemampuan menyerap panas setiap kristal yang bakal menurun dengan semakin tingginya perulangan proses karena susunan molekul yang semakin padat. Tapi, Bing Li optimistis dan yakin teknologi ini bisa diaplikasikan tak lama lagi. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus