Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PENYANDANG tunanetra tak perlu lagi memakai tongkat untuk menuntun langkah. Sejumlah peneliti di Universitas Bristol, Inggris, membuat helm khusus untuk orang buta yang dilengkapi global positioning system. Dengan jangkauan sudut 60 derajat, sensor helm ini mampu mengidentifikasi benda diam (seperti pohon, tangga, kursi) dan benda bergerak (mobil, manusia, atau hewan) dalam radius 4,5 meter.
Informasi yang ditangkap sensor itu diolah dalam sebuah microchip untuk diteruskan menjadi suara ke headphone. Dengan begitu, pemakainya akan mengetahui benda-benda di sekelilingnya. Sayangnya, alat bantu yang dirilis dua pekan lalu dan dikutip majalah Popular Science ini belum bisa mengolah situasi berbahaya seperti kerusuhan, luas dan kedalaman lubang trotoar, atau menunjukkan dan menuntun arah yang aman.
Karena itu, para peneliti sedang menyempurnakan helm prototipe kedua yang sudah dilengkapi dua kamera digital perekam perjalanan pemakainya. Bahasa juga akan dimodifikasi menjadi lebih banyak, terutama Inggris, sebelum dilepas ke pasar. Pada helm yang sudah diluncurkan, bahasa penunjuk masih bahasa Spanyol. Soalnya, alat ini pengembangan dari identifikasi suara ke dalam gambar tiga dimensi yang dirancang para peneliti di Universitas Laguna, Spanyol.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo