Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti dari School of Life Sciences Peking University dan Institut Pasteur of Shanghai, Cina, mengatakan bahwa dua jenis virus corona baru telah menyebabkan infeksi di seluruh dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peneliti mengatakan hasil penelitian menunjukkan perkembangan variasi baru lonjakan kasus COVID-19 kemungkinan disebabkan oleh mutasi dan seleksi alam selain rekombinasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Temuan ini sangat mendukung kebutuhan mendesak untuk studi komprehensif secepatnya yang menggabungkan data genom, data epidemiologis, dan grafik catatan gejala klinis pasien dengan penyakit COVID-19," kata para peneliti, seperti dikutip laman CNBC, Rabu, 4 Februari 2020.
Temuan yang diterbitkan Selasa, 3 Februari 2020, dalam National Science Review, jurnal dari Chinese Academy of Sciences itu menemukan jenis yang lebih agresif dari virus corona baru menyumbang sekitar 70 persen dari strain yang dianalisis, sementara 30 persen dikaitkan dengan yang kurang tipe agresif.
Jenis virus yang lebih agresif ditemukan lazim pada tahap awal wabah di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, tempat COVID-19 pertama kali terdeteksi akhir tahun lalu. Namun frekuensi virus jenis ini telah menurun sejak awal Januari.
Para peneliti mengingatkan bahwa data yang diperiksa dalam penelitian mereka masih sangat terbatas. Mereka menekankan bahwa studi tindak lanjut dari kumpulan data yang lebih besar akan diperlukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang evolusi dan epidemiologi COVID-19.
Studi ini muncul tak lama setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi virus yang menyebar cepat telah menginfeksi lebih dari 93.000 orang di seluruh dunia, dengan setidaknya 3.100 kematian. Sebagian besar kasus tersebut dilaporkan di Cina, walaupun jumlah infeksi harian baru di luar negeri kini telah melebihi yang ada di Cina.
Korea Selatan, Italia, Iran dan Jerman semuanya telah mencatat kenaikan tajam dalam kasus-kasus virus seperti flu dalam beberapa hari terakhir. Saat ini banyak negara memberlakukan pembatasan perjalanan pada daerah-daerah yang terkena virus di seluruh dunia.
Wabah ini sekarang telah menyebar ke lebih dari 70 negara, sementara WHO telah memperingatkan bahwa COVID-19 akan segera mencapai sebagian besar, negara-negara di seluruh dunia.
CNBC | NATIONAL SCIENCE REVIEW