Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Ilmuwan Temukan Fosil Beo Raksasa Kanibal, Usia 19 Juta Tahun

Fosil burung beo raksasa kanibal berusia 19 juta tahun dan dijuluki dengan squawkzilla ditemukan.

8 Agustus 2019 | 08.34 WIB

Rekonstruksi burung beo raksasa Heracles inexpectatus dari masa Miosin  Awal 19 juta tahun lalu. (Brian Choo, Flinders University)
Perbesar
Rekonstruksi burung beo raksasa Heracles inexpectatus dari masa Miosin Awal 19 juta tahun lalu. (Brian Choo, Flinders University)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Ahli paleontologi Trevor Worthy di Flinders University di Adelaide, Australia Selatan, menemukan fosil burung raksasa kanibal. Fosil burung beo raksasa itu berusia 19 juta tahun dan dijuluki dengan squawkzilla.

Ilmuwan memperkirakan binatang itu, yang secara resmi dikenal sebagai Heracles inexpectatus, berpesta di atas burung beo lain untuk mempertahankan hidupnya. "Kami telah menggali endapan fosil ini selama 20 tahun, dan setiap tahun mengungkapkan burung baru dan hewan lain," ujar Worthy, dikutip laman Dailymail, Rabu, 7 Agustus 2019.

Heracles digali di situs fosil terkenal di Otago Tengah yang dikenal sebagai St Bathans, sebuah kuburan hewan prasejarah dari Miosen Awal. Daerah itu dulunya sebuah danau air tawar dangkal yang dibatasi lahan basah berumput dan berumput.

Mahluk yang hidup di pohon itu diyakini menggunakan paruh besarnya untuk memakan daging spesiesnya sendiri. Nama resmi burung beo adalah untuk menandai proporsi dan kekuatan seperti mitos Hercules.

"Heracles adalah salah satu burung paling spektakuler yang kami temukan, tidak diragukan lagi ada banyak spesies tak terduga yang belum ditemukan dalam deposit yang paling menarik ini," kata Worthy.

Burung besar itu setinggi rata-rata anak berusia empat tahun dan beratnya hampir 7 kilogram. Worthy mengatakan bahwa sampai sekarang, tidak ada yang pernah menemukan burung beo raksasa yang punah di mana pun di planet ini.

Tim peneliti mampu merekonstruksi Heracles dari sisa-sisa dua tulang kering yang tidak lengkap. Ukurannya hampir sama dengan burung dodo legendaris, merpati raksasa yang diburu hingga punah pada abad ke-17 oleh para pelaut yang mengunjungi pulau-pulau Mascarene di Samudra Hindia.

"Burung telah berulang kali berevolusi menjadi spesies raksasa di pulau-pulau. Seperti halnya dodo, masing-masing terdapat merpati, bangau, dan itik raksasa di Fiji, Flores, dan Hawaii," tutur Worthy. 

Ada juga megapoda raksasa di Kaledonia Baru dan Fiji, serta burung hantu raksasa dan burung pemangsa lainnya di Karibia. Ini adalah fenomena biologi di mana ukuran hewan terisolasi meningkat secara dramatis dibandingkan dengan kerabat daratnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Berita lain tentang penemuan fosil, bisa Anda simak di Tempo.co.

DAILYMAIL | EUREKALERT


Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Yudono Yanuar

Yudono Yanuar

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus