Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim peneliti dari University of Chicago telah menyimpulkan bahwa sungai yang diyakini pernah ada di Planet Mars, dua kali lebih lebar dibandingkan di Bumi. Hal itu dibuktikan dengan adanya aliran permukaan yang intens antara 3,6 dan satu miliar tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sudah sulit untuk menjelaskan sungai atau danau berdasarkan informasi yang kita miliki. Ini membuat masalah yang sulit semakin sulit. Memang, bahkan di Mars kuno, ketika itu cukup basah untuk beberapa waktu, sebagian besar waktu di Mars sangat dingin dan kering," ujar ahli sejarah Mars Edwin Kite, seperti dikutip laman metro, Rabu, 27 Maret 2019
Temuannya menunjukkan hujan turun di Mars bahkan saat planet ini kehilangan atmosfer dan mengering satu miliar tahun lalu. Para ilmuwan tahu bahwa dulu ada air di permukaan Mars, tapi ternyata sungai mengalir bebas di planet Merah. Dan kemungkinan sungai itu berumur lebih muda dari yang diperkirakan para ilmuwan sebelumnya.
Pesawat ruang angkasa NASA, Curiosity, telah memotret ratusan sungai dari orbit dan penjelajah Mars, dan mengirim kembali gambar kerikil bulat pada 2012 yang jatuh di dasar sungai.
Tim melihat foto-foto dengan model ketinggian dan menemukan bahwa hal itu adalah sumber yang kaya akan petunjuk tentang air dan iklim yang menghasilkannya.
"Anda akan berharap ukuran sungai-sungai menyusut secara bertahap seiring waktu, tapi bukan itu yang kita lihat. Sungai menjadi lebih pendek, ratusan kilometer, tapi debitnya masih kuat," kata Kite.
Ukuran sungai menyiratkan bahwa air itu mengalir terus menerus dan tidak hanya pada siang hari. Jika ilmuwan memiliki waktu yang tepat, data menunjukkan atmosfer Mars bisa menghilang lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.
Diterbitkan di Science Advances, para ilmuwan itu mencoba merekonstruksi iklim Mars agar mendapatkan data, meskipun mungkin tidak mudah. Pengubah iklim sekarang perlu memperhitungkan efek rumah kaca yang kuat yang membuat Mars cukup hangat untuk suhu siang hari rata-rata di atas titik beku air.
METRO | SCIENCE ADVANCE