Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat telah menerima hampir 1.000 laporan kasus infeksi varian baru virus corona Covid-19 dari seluruh 44 negara bagiannya. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC), per Jumat 13 Februari 2021, mencatat mayoritas, 981 kasus, adalah infeksi dari B.1.1.7, virus Covid-19 jenis baru yang diketahui pertama kali menyebar di Inggris.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sisanya, 13 kasus, diketahui infeksi varian B.1.351 yang menyebar dari Afrika Selatan, dan 3 kasus infeksi virus corona galur P.1 yang diketahui menyebar pertama di Brasil. Ketiga varian itu, menurut CDC, adalah juga virus corona Covid-19 yang kini dominan menyebar di negara itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemunculan sejumlah varian baru SARS-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19, dalam beberapa bulan belakangan ini telah menjadi perhatian besar dari para peneliti dan ahli kesehatan dunia. Varian B.1.1.7 dan B.1.351 secara spesifik membuat cemas para ilmuwan karena data-data yang dilaporkan tentang keduanya berisi tingkat penularan yang lebih tinggi.
Situasi itu seperti yang dimuat dalam artikel di Journal of the American Medical Association (JAMA), Jumat lalu. Varian-varian baru disebutkan bisa membawa sejumlah mutasi yang berbeda-beda, tapi mutasi pada protein paku si virus--protein yang digunakan untuk menginfeksi sel-sel--adalah yang paling menebar resah. Perubahan pada bagian itu mungkin untuk menumpulkan efektivitas vaksin Covid-19 yang sudah ada saat ini.
Catatan tambahan untuk virus baru Covid-19 varian B.1.351 adalah kemampuannya secara parsial maupun keseluruhan resisten terhadap antibodi monoklonal SARS-CoV-2. Antibodi jenis itu telah diedarkan atas izin penggunaan darurat untuk memperkuat terapi bagi para pasien Covid-19.
Artikel lain di JAMA juga menyebutkan sebuah varian baru lokal, CAL.20C, telah terdeteksi di California sebelah selatan, Amerika Serikat. Per 22 Januari lalu, varian ini telah berkembang menjadi 35 persen dari seluruh galur virus corona Covid-19 yang ditemukan di antara sampel kasus positif di California.
"Terdeteksi pula di 26 negara bagian lain dan beberapa negara lain," bunyi isi artikel berisi penelitian oleh tim di Cedars-Sinai Medical Center, Los Angeles, tersebut.
Menurut para penelitinya, keberadaan seluruh varian baru itu membutuhkan evaluasi yang sistematis. Sepanjang SARS-CoV-2 dibiarkan terus menyebar, mereka menegaskan, potensinya untuk berkembang ke dalam varian-varian yang lebih baru akan terus terjadi.
"Perang melawan SARS-CoV-2 dan Covid-19 membutuhkan pengawasan dan tracking yang tegas, serta distribusi vaksin hingga ke seluruh dunia," isi rekomendasi dari studi itu.
Hingga kini, Amerika Serikat dengan tambahan hampir seribu kasus infeksi dari virus Covid-19 jenis baru tersebut masih menjadi penyumbang terbesar pandemi. Dari hampir 108,5 juta kasus Covid-19 di seluruh dunia yang sudah dilaporkan per hari ini, lebih dari 27,5 juta di antaranya datang dari negara adi daya tersebut. Begitu juga dengan kematian karena Covid-19, Amerika menyumbang 483 ribu dari hampir 2,4 juta kasus global saat ini.
XINHUA | JHU