Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Radiosonde dari Bandung |
TAHUKAH Anda bagaimana cuaca diramal? Setiap hari, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) melepaskan 22 buah alat yang disebut radiosonde ke udara dengan balon pada ketinggian 20 kilometer di atas bumi. Radiosonde itu berfungsi mendeteksi perubahan temperatur, tekanan udara, kelembapan, serta kecepatan dan arah angin. Data yang diperoleh radiosonde kemudian dikirimkan ke radar stasiun bumi (ground station). Dari data itulah petugas di BMG mengetahui dan meramalkan cuaca selama 24 jam ke depan.
Selama ini, radiosonde yang digunakan BMG didatangkan dari Jepang. Harga satu set alat ini, menurut Kepala BMG Sridiharto, sekitar US$ 200 (sekitar Rp 1,7 juta pada kurs Rp 8.500). Karena alat tersebut hanya untuk sekali pakai, BMG harus membuang duit US$ 4.400 setiap hari atau US$ 132 ribu per bulan.
Kini ada peluang penghematan. Para peneliti dari Institut Teknologi Bandung di bawah pimpinan Ketua Tim Penelitian Radiosonde Ir. Imran Idris, Ph.D., bersama Lembaga Elektronika Nasional dan BMG, berhasil mengembangkan radiosonde sendiri. Selain harganya lebih murah—cuma sekitar US$ 75 per set—sistem pengiriman datanya tidak lagi melalui radar, tapi menggunakan satelit global positioning system (GPS), sehingga data akan diterima lebih cepat, jelas, dan akurat. ”Kelebihan lainnya, lokasi peluncuran balon bisa di sembarang tempat, serta tingkat akurasinya tinggi,” kata Imran kepada Rinny Srihartini dari TEMPO.
Robot Menyerbu Tambang Australia |
INI bukan kabar burung. Lima tahun mendatang, robot akan mengambil alih kendali operasi industri pertambangan Australia. Demikian Deputi Kepala Eksekutif Mineral dan Energi Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization (CSIRO), Dr. Bruce Hobbs, meramalkan.
Hobbs bukan sedang mengada-ada. Serbuan robot itu, menurut dia, didorong oleh kebutuhan akan keamanan dan efisiensi di dunia pertambangan. Dan saat ini, kata Hobbs, satu tim riset di CSIRO sedang mencoba dan mengembangkan pelbagai macam robot raksasa untuk keperluan industri tambang. Robot-robot itu mampu menjalankan dirinya sendiri—tentu saja di bawah pengawasan manusia—untuk melakukan berbagai pekerjaan yang berisiko tinggi atau jauh dari peradaban.
”Latar belakang idenya adalah bagaimana menjauhkan orang dari lingkungan yang berbahaya,” kata Hobbs kepada TEMPO melalui surat elektronik.
Robot-robot itu, misalnya, akan diberi pekerjaan memasang bom, lalu masuk ke bawah tanah setelah peledakan untuk membuat stabil terowongan—sesuatu yang sangat berbahaya bila dilakukan oleh manusia biasa. Agar tugasnya berjalan optimal, robot itu akan dilengkapi kamera dan peralatan laser yang berfungsi memetakan kawasan di sekitarnya. Hobbs menambahkan, robot pertambangan itu direncanakan diproduksi massal mulai akhir tahun ini. Jadi, bukan mustahil lima tahun lagi kita memang hanya menemui robot di kawasan pertambangan Australia, sedangkan para petugasnya entah ngumpet di mana.
Penyambung Jaringan Internet |
INTERNET itu mirip lampu minyak yang menarik anai-anai. Ia sangat menyedot perhatian dunia industri teknologi informasi. Itu sebabnya industri teknologi informasi seperti Sun Microsystems, Microsoft, dan Hewlett-Packard berlomba-lomba menciptakan peranti lunak yang dapat menjadi semacam jembatan untuk mencapai jaringan internet.
Salah satu perusahaan yang tak mau ketinggalan kereta adalah Lantronix. Perusahaan yang bermarkas di Irvine, California, Amerika Serikat, ini dua pekan silam mengumumkan hasil kreasi terbaru mereka, yakni sebuah perangkat kecil yang berfungsi seperti adaptor yang dapat menghubungkan hampir semua perangkat elektronik—dari alat pemantau cuaca hingga mesin kasir—ke jaringan internet.
Alat sebesar kotak rokok ini—pada dasarnya komputer kecil—berfungsi seperti server. Ia dilengkapi sistem operasi kernel 64-kilobyte. ”Teknologi kami sangat bermanfaat bagi perusahaan yang ingin menambahkan kemampuan peralatan semacam robot pabrik yang sudah mempunyai sistem kontrol elektronik ke jaringan maya,” kata Kepala Eksekutif Lantronix, Fred Thiel, kepada situs warta digital CNET.
Berkat alat tersebut, misalnya, sebuah mesin penjual tiket pertunjukan atau bioskop bisa dihubungkan ke internet sehingga semua orang dari seluruh penjuru dunia dapat memesannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo