Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Inovasi

30 April 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mewujudkan Robot Da Vinci

SIAPA tak kenal Leonardo da Vinci, pelukis, ilmuwan, sekaligus visionaris terkemuka asal Italia? Selain membuat lukisan Monalisa yang terkenal itu, Da Vinci, yang hidup pada abad ke-16, menciptakan desain-desain futuristis berdasarkan hukum kimia, fisika, dan aeronautika modern. Beberapa di antaranya bahkan baru bisa diwujudkan orang pada masa sekarang.

Salah satu rancangan Da Vinci yang baru terwujud di era modern sekarang ini adalah humanoid alias robot yang mirip manusia. Adalah Mark Rosheim, ilmuwan robot Amerika, yang berhasil merealisasikan impian Da Vinci itu. Ia pertama kali mengetahui soal robot itu dari buku karya salah satu murid Da Vinci, Carlo Pedretti, yang dibacanya pada 1950. Dan baru lima dasawarsa kemudian ia berhasil mewujudkannya dalam bentuk sesungguhnya.

Robot ciptaan Rosheim yang dibuat berdasarkan skesta Da Vinci itu sungguh luar biasa. Terbuat dari baja tahan karat, robot yang berbentuk seperti satria perang tempo dulu itu mampu bergerak mirip manusia. Engsel-engsel tempat pertemuan dua tulangnya dapat bergerak ke semua arah, menyerupai sistem persendian manusia. Rosheim menggunakan serangkaian kawat elektronik sebagai pengganti otot.

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika (NASA) berencana memanfaatkan robot itu sebagai "tukang bersih-bersih" untuk merawat Stasiun Angkasa Freedom dan pelbagai keperluan lain di masa depan. Dan jika pekerjaan itu dirasakan masih kurang optimal, robot ini juga akan dipakai melakukan pekerjaan-pekerjaan di bawah laut.

Aneka Ragam Pistol Api Pintar

OTAK merupakan bagian tubuh yang paling vital. Di dalamnya terdapat susunan saraf yang mengatur segala gerakan tubuh. Bila susunan saraf ini rusak atau sistem penghubungnya mengalami gangguan, seseorang bisa lumpuh atau setidaknya mengalami gangguan koordinasi pada sistem geraknya.

Para penderita stroke, contohnya, jadi sulit menggerakkan anggota badan, bahkan hanya untuk melakukan pekerjaan sederhana seperti memegang sendok, karena sistem penghubung saraf otaknya rusak. Repotnya, jaringan otak yang rusak sulit diperbaiki.

Kini ada peluang baru untuk memperbaiki sistem saraf otak, yakni dengan metode bypass. Caranya, jaringan otak yang rusak itu dirangsang dengan aliran listrik melalui koil-koil tipis yang dicangkokkan di kepala. Yang berhasil mencoba cara baru ini adalah tim ilmuwan di Department of Physiology, Adelaide University, Australia.

Setelah diberi rangsangan listrik, sistem saraf otak yang rusak itu juga bisa dilatih agar berfungsi kembali walau tidak seratus persen pulih seperti sediakala. Dengan mempraktekkan gerak sederhana seperti memutar-mutar jari, misalnya, jaringan otak yang mengatur gerakan motorik dapat "dihidupkan" kembali dan hubungan antarsaraf pun diperbaiki.

"Temuan ini sangat menarik karena memberikan pengaruh terhadap pemahaman tentang fenomena semacam keterampilan belajar dan ingatan motorik," ujar Dr. Mike Ridding, anggota tim itu, kepada situs warta ilmiah Science Daily.

Menyambung Jaringan Otak Rusak

AMERIKA adalah tempat senjata api bebas diperjualbelikan. Karena itu, meskipun undang-undang yang mengawasi dan mengatur pemakaiannya sangat ketat, ada saja kasus penyalahgunaan senjata api di sana.

Untuk menanggulangi masalah penyalahgunaan senjata api itulah para produsen senapan Amerika berusaha keras menciptakan senapan yang hanya bisa digunakan oleh pemiliknya. Dan hasilnya adalah pelbagai jenis senjata yang dijuluki smart gun alias senjata pintar.

Colt's Manufacturing Co., yang bermarkas di Hartford, Connecticut, misalnya, mengembangkan purwarupa senjata yang menggunakan sistem cincin transponder. Transponder ini menjadi semacam "kunci" pembuka kode rahasia yang akan memerintahkan pistol itu menembak. Untuk menembakkannya, seseorang harus mempunyai cincin tersebut. "Jadi, jika hilang atau dicuri orang, pistol tersebut tak bisa digunakan," kata penemunya, Mike O'Dowyer, kepada CNN.

Sebuah perusahaan riset bekerja sama dengan produsen senjata Smith & Wesson mengembangkan senjata api serupa. Bedanya, pistol pintar mereka menggunakan chip pengenal sidik jari. Hanya pemilik pistol atau mereka yang sidik jarinya dikenali oleh pistol ini yang dapat menarik pelatuknya. Apakah dengan adanya senjata api pintar semacam ini kekerasan lalu reda? Rasanya terlalu dini untuk mengatakan ya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum