Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) meraih Juara Tiga dalam 2024 Southeast Asian Division of The ISETS-ESCAP Youth Voice Competition di United Nations ESCAP Headquarters, Bangkok, Thailand.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada kompetisi yang diikuti oleh 77 tim dari 33 negara ini, tim mahasiswa FTUI menawarkan solusi energi berkelanjutan bernama CACA SOPAN (Carbon Capture and Storage–Solar Panel Biotechnology).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mereka yang tergabung dalam Tim Go Green Sustainable (GGS) ini terdiri dari Josafat Pasaribu, Renanda Wafi Fakhri, dan Efraim Yunus. Tim GGS membawa konsep sistem terpadu yang menggabungkan teknologi carbon capture and storage (CCS), energi surya, dan bioteknologi.
Inovasi ini tidak hanya mampu menangkap emisi karbon dioksida (CO2), tetapi juga mengubahnya menjadi bahan bakar alkohol ramah lingkungan seperti butanol dan heksanol. Inovasi tersebut sejalan dengan target Net Zero Emission 2060 dan mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
”Dengan kapasitas produksi mencapai 12.900 mol alkohol per jam, sistem ini menawarkan efisiensi tinggi dengan nilai investasi awal Rp 164,5 miliar, tingkat pengembalian investasi (ROI) sebesar 33,33 persen, dan periode balik modal sekitar 4,5 tahun. Selain mengurangi emisi karbon, proyek ini berpotensi menciptakan lapangan kerja baru, sejalan dengan kebutuhan pembangunan ekonomi hijau di Indonesia,” kata Josafat melalui keterangan tertulis, Sabtu, 8 Maret 2025.
Kompetisi yang diadakan pada Rabu, 4 Desember lalu, oleh International Society for Energy Transition Studies (ISETS) bersama United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (ESCAP) ini merupakan ajang bergengsi yang melibatkan 300 peserta dari seluruh dunia. Setelah melewati seleksi daring selama enam bulan, para finalis diundang untuk mempresentasikan proyek mereka di Kantor Pusat PBB di Bangkok.
Keberhasilan tim GGS tidak lepas dari bimbingan Adam Febriyanto Nugraha, Dosen Teknik Metalurgi dan Material FTUI. Pendampingan akademik ini menunjukkan pentingnya sinergi antara mahasiswa dan dosen dalam menciptakan inovasi yang berdampak nyata bagi masyarakat.
Dekan FTUI Kemas Ridwan Kurniawan menyampaikan apresiasinya atas pencapaian ini. “Prestasi ini membuktikan bahwa mahasiswa FTUI tidak hanya unggul dalam kompetisi akademik, tetapi juga mampu menghasilkan solusi inovatif yang relevan dengan tantangan global. Kami berharap keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus berkarya dan memberikan kontribusi nyata dalam mendukung transisi energi berkelanjutan di Indonesia,” ujar Kemas.
Ia menambahkan, pencapaian ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara kreativitas mahasiswa dan dukungan akademik mampu menghasilkan inovasi berdaya guna, sekaligus memperkuat peran generasi muda dalam mewujudkan masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Pilihan Editor: Mengenal SpaceX yang Meluncurkan Uji Terbang Roket Starship