Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Jihad Lewat Internet

Perang meledak di jagat maya. Sejumlah penyamun pro-Islam ramai-ramai menyerang situs-situs Barat.

10 November 2002 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEPOTONG e-mail melayang ke redaksi majalah ini dua pekan lalu. Isi surat yang juga menerobos ke pelbagai kelompok diskusi maya ini cukup menggegerkan. Sekitar 21 situs di Australia—di antaranya thebigcountry.com.au, australianmusic.net, dan superbank.com.au—dibajak oleh seorang penyamun digital bernama sandi "TarJO". Diperkirakan, aksi ini merupakan serangan balasan atas perlakuan semena-mena pemerintah Australia terhadap sejumlah warga muslim yang tinggal di sana.

Gara-gara pembajakan itu, tampilan halaman depan berbagai situs itu berubah, dan sampai pekan lalu belum diperbaiki oleh pengelolanya.

Jagat maya memang telah berubah jadi palagan perang. Ini mulai memanas setelah Amerika berencana menyerang Irak dan PBB mengeluarkan daftar teroris yang isinya didominasi nama-nama berbau Islam dan dari Timur Tengah. Sejumlah aktivis digital pro-Islam segera mengadakan aksi pembalasan.

Jangan heran jika perusahaan keamanan komputer di London, mi2g, mencatat: serangan penyamun digital sepanjang Oktober silam merupakan yang terburuk sejak 1995. Sebanyak 16 ribu lebih serbuan menghantam ke pelbagai sistem komputer dan situs internet, terutama yang dikelola perusahaan dan pemerintah Barat. Namun, menurut perusahaan ini, kerugian ekonomi yang disebabkan oleh pembajakan justru menurun. Ini mencerminkan makin rendahnya kualitas target yang disasar.

Serangan itu, menurut mi2g, terutama dilancarkan oleh berbagai kelompok yang menentang rencana penyerangan Amerika Serikat ke Irak, atau serangan Israel ke Palestina. "Kami menengarai, kian banyak kelompok penyamun pendukung Islam yang berkampanye anti-Amerika, Inggris, Australia, anti-India, dan anti-Israel," kata juru bicara mi2g.

Tapi belum ada tanda yang menunjukkan mereka sudah terjalin dalam sebuah jaringan. Yang jelas, serangan diperkirakan berasal dari negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim, seperti Arab Saudi, Kuwait, Pakistan, dan Indonesia.

Dari sejumlah kelompok penyamun yang beraksi, kelompok bernama UNIX Security Guards (USG) adalah yang paling aktif. Grup hacker yang terbentuk Mei silam ini beranggotakan kelompok kecil seperti EgyptianFighter sampai komunitas penyamun digital dari negara muslim pecahan Uni Soviet dan Maroko. Data mi2g menunjukkan, jumlah serangan USG meningkat dari 21 pada Agustus menjadi 207. Aksi penyerangan USG mencapai puncaknya pada 27 Oktober, yakni sebanyak 1.511 dalam satu hari.

Kelompok lainnya, Federal Bureau of Hackers (FBH)—pelesetan dari FBI—dan TheBuGz juga cukup agresif. Keduanya bermarkas di Pakistan. Ratusan situs Amerika dan Inggris sempat dibajak, lalu halaman depannya mereka ubah. Kedua grup jahil itu memampangkan tuntutan "kemerdekaan" bagi Pakistan dan penolakan rencana invasi Amerika ke Irak.

FBH, misalnya, sempat menguasai situs perusahaan telepon seluler Virgin, lalu menampilkan pesan, "Hey, wanna know what America and UK do 2 Iraqi kids? Take a look..., they bomb them."

Maraknya aksi pembajakan situs bertepatan dengan serangan bermodus "distributed denial of service" yang menimpa 13 mesin internet utama (DNS root server). Mesin ini amat penting karena berfungsi mengatur dan mengawasi lalu-lintas pemakai internet di seantero dunia. Dua pekan silam, mesin-mesin tersebut dilaporkan mengalami tekanan serius. Namun, para pengelolanya menang dalam "pertempuran" melawan para hacker sehingga jaringan internet di seluruh dunia tetap aman.

Selama gonjang-ganjing politik dunia berlanjut, tampaknya perang di internet akan berlangsung terus. Apalagi jika para aktivis pro-Islam sudah menganggap serangan semacam itu tak kalah bernilainya dengan jihad di medan nyata.

Wicaksono


13 Mesin Pengawas Internet
  1. VeriSign Global Registry, Herndon, Virginia
  2. DISA, University of Southern California, Marina del Rey, California
  3. PSI, Herndon, Virginia
  4. University of Maryland, Maryland
  5. NASA Ames Research Center, Mountain View, California
  6. Internet Software Consortium, Palo Alto, California
  7. Department of Defense, Virginia
  8. Army Research Lab, Maryland
  9. Autonomica, Stockholm, Swedia
  10. VeriSign Global Registry, Herndon, Virginia
  11. RIPE, London, Inggris
  12. DISA, University of Southern California, Los Angeles, California
  13. WIDE Project, Tokyo, Jepang

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus