Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Kaki Palsu India

Dr. Pramod Karan Sethi (india) berhasil mengembangkan kaki jaipur (kaki palsu), kaki jaipur ini lebih bermanfaat dari kaki buatan berdasarkan rancangan barat, bisa untuk jongkok/bersila. (ilt)

26 Maret 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ADALAH Dr. Pramod Karan Sethi, yang mati-matian memikirkan kesulitan akan prostesis atau pengganti anggota tubuh, yang cocok bagi jutaan petani penderita cacat buntung tanan atau kaki. Melalui sebuah pusat rehablitasi Mahavir Viklian Sahayata Samiti, Yayasan Mahavir untuk penderita cacat tubuh, para penderita dapat dilayani dengan kaki buatan yang cocok bagi kondisi dan cara hidup orang India. Tanpa bayaran. Kaki buatan itu, yang kini tersohor dengan nama "Kaki Jaipur", dikembangkan Dr. Sethi, yang memimpin bagian ortopedika dari RS Sawai Man Singh di Jaipur - di ibukota negara bag,ian Rajasthan. Bagi kebanyakan orang India, Kaki Jaipur ini lebih bermanfaat dari kaki buatan berdasarkan rancangan Barat, yang selama ini disediakan bagian ortopedika itu. Sejak tahun 1950-an, Dr. Sethi sudah terkesan bahwa disain kaki dan tangan palsu dari Barat kurang disukai. Bahkan ada penderita yang lebih suka memakai tongkat penyangga biasa saja. Padahal mutu kaki buatan yang ada cukup baik. Akhirnya Sethi menyadari persoalannya: Telapak kaki tersebut terbuat dari bahan yang halus dan ringkih yang harus dilinduni sepatu. Selain harga kaki buatan itu menjadi mahal, karena sepatu itu, juga banyak penderita tak biasa pakai sepatu. Maklum, kebanvakan mereka itu petani sederhana, yang sehari-hari berada di ladang atau di jalan desa yang serba tidak rata atau becek. Sedang kaki palsu tampaknya dirancang untuk medan yang rata dan mulus. Lagl pula tidak bisa dipakai ongkok atau duduk sila seperti lazimnya kaki asli orang India di desa. Untuk mengatasi semua persoalan itu, "kami rancang Kaki Jaipur dengan telapak kaki yang mirip kaki alamiah," cerita Dr. Sethi. Terbuat dari karet vulkanisasi, kuat, ulet dan tahan air, Kaki Jaipur tidak perlu perlindungan sepatu - meski bisa saja dipakaikan. Kaki itu juga punya konstruksi unik, hingga pemakainya bisa ongkok, duduk sila atau jalan di medan yang kasar dan tidak rata. Bahkan memanjat pohon pun bisa! Jitendra Tuli dalam majalah World Health menceritakan bahwa Chandra Singh, pemuda cacat kaki yang memakai Kaki Jaipur, bertanding memanjat pohon dengan sekelompok temannya yang normal. Chandra melompat ke tanah dan dengan senyum lebar berkata: "Saya yakin bisa menandingi siapa saja!" Kelahiran Kaki Jaipur tidak gampang dan tidak mendapat dukungan para ahri proste. sis "resmi". Mereka bersikap skeptis dan tidak yakin bahwa rancangan Barat bisa diperbaiki. Untung Dr. Sethi mendapat bantuan sukarela dari seorang guru pengrajin, Masterji (guru) Ram Chander, ahli mengecor patung logam. Keahlian itu digunakannya untuk membuat cetakan yang diperlukan Dr. Sethi. Semula Dr. Sethi menghubungi perusahaan besar seperti Dunlop dan Bata. Tapi mereka tidak berminat membantu. Dr. Sethi kemudian berpaling kepada bengkel kecil yang memvulkanisasi ban mobil. Tapi hasil cetakan pertama ternyata terlalu berat dan kaku. Percobaan kemudian dilakukan dengan membungkus inti kaki disain Barat dengan karet vulkanisasi. Hasilnya jauh lebih ringan, meski kelenturannya tetap terbatas. Bertahun-tahun berlalu, setelah percobaan dilakukan berulang kali, akhirnya Dr. Sethi menemukan disain yang memenuhi syarat. Uji coba kemudian dilakukan berbagai lembaga ilmiah dan teknik di India. Hasilnya baik: penderita cacat senang memakai kaki buatan Dr. Sethi itu. Tapi, usaha Dr. Sethi itu rupanya memancing rasa dengki pihak lain, terutama dari rekan sejawatnya sendiri. Ia dituduh "berpraktek dukun" karena mengunakan tenaga kerja para pengrajin yang bukan ahli "resmi". Akhirnya bagian ortopedika SMS itu terpecah dua. Pusat "baru", dikerjakan para ahli "resmi", tetap melayani para pemakai asal kota dengan disain Barat. Sementara pusat "lama", yang melayani pemakai dari kalangan rakyat jelata, dilakukan kelompok pengrajin yang dilatih Masterji Hasil pusat ini gemilang: Dengan hanya separuh investasi, mencapai tingkat produksi dua kali lipat kelompok ahli "resmi". Setiap saat di Dusat rehabilitasi Mahavir bisa di jumpai sekitar 100 orang yang menunggu giliran pemasangan kaki buatan. Tahun 1980, misalnya, pusat Dr. Sethi itu bisa melayani 2.000 orang dan bahkan tahun berikutnya 2.500. Ini melebihi produksi pusat rehabilitasi mana pun di India, termasuk pusat milik angkatan darat di Poona, yang terbesar di Asia! Dua kali sudah Dr. Sethi menerima penghargaan internasional atas disain Kaki Jaipur. Di antaranya Hadiah Magsaysay tahun 1980. Bunda Theresa dari Calcutta, pemenang Hadiah Nobel untuk Perdamaian tahun 1979, ada mengirim surat kepada pusat Dr. Sethi: "Semoga kerja anda yang indah, membenkan harapan baru kepada yang cacat, selalu diberkahi Tuhan".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus