Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Keanekaragaman Hayati, LIPI Siapkan Peta Hotspot Infeksi Zoonosis

LIPI menyiapkan peta hotspot infeksi zoonosis di Indonesia guna mengamankan keanekaragaman hayati

22 Mei 2019 | 13.55 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Leonardo DiCaprio (tengah) bersama aktor Adrien Brody (kedua kiri), berada di atas sampan ketika menyeberangi Sungai Alas, Aceh, 27 Maret 2016. Keduanya berkunjung untuk melihat keanekaragaman hayati dan aktivitas Orangutan di habitat asli di TN Gunung Leuser. ANTARA/BBTNGL/Agus Yulianto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -  Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bersama pemerintah menyiapkan peta  hotspot infeksi zoonosis di Indonesia guna mengamankan keanekaragaman hayati sebagai potensi pangan dan sumber obat di masa depan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Dalam lima tahun ke depan LIPI bekerja sama dengan kementerian terkait akan melakukan karakterisasi mikroba zoonosis dari prevalensi, distribusi, endemisitas dan etiologi sehingga dapat tersedia data dan peta hotspot infeksi zoonosis di Indonesia,” kata Kepala Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI Cahyo Rahmadi di Jakarta, Selasa, 21 Mei 2019.

Indonesia sebagai salah satu negara mega biodiversity di dunia dikaruniai keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, salah satunya adalah keberadaan satwa liar.

Keragaman satwa liar ini sudah selayaknya menjadi hal yang perlu dilestarikan, namun di sisi lain, hal ini menjadi tantangan tersendiri mengingat adanya potensi penyebaran penyakit oleh satwa liar atau dikenal dengan zoonosis.

Ia mengatakan fauna liar yang secara alami dapat menyeberang lintas negara maupun dibawa dan dimanfaatkan oleh manusia untuk tujuan tertentu perlu menjadi fokus penelitian. Terlebih dengan baru-baru ini ditemukannya kasus cacar monyet atau monkeypox.

Penularan dari manusia ke manusia sangat jarang. Namun demikian, menurut dia, kegiatan memasukkan jenis-jenis satwa dari luar Indonesia untuk kepentingan apapun, harus selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian.

Cahyo mengatakan salah satu penyebab terancamnya satu juta spesies dalam beberapa dekade ke depan seperti yang disebutkan dalam laporan terbaru Platform Sains-Kebijakan Antarpemerintah tentang Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem (the Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services/IPBES) salah satunya akibat ancaman invasif asing.

“Ini yang jadi perhatian kita,” ujar Cahyo.

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI Enny Sudarmonowati mengatakan sesuai dengan tema peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia pada 22 Mei 2019 yakni Our Biodiversity, Our Food, Our Health maka perlindungan keanekaragaman hayati Indonesia harus diawali dengan peningkatan pemahaman sebagai fondasi bagi makanan dan kesehatan manusia.

Karenanya, menurut Enny, perlu upaya untuk terus memberikan informasi kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia pada masyarakat, mulai dari kekayaan fauna sampai mikroorganisme.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus