Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan atau Kemenkes berkolaborasi dengan lembaga pendidikan dan industri untuk hilirisasi produk atau alat kesehatan yang inovatif. Terciptanya produk-produk inovatif melalui hilirisasi itu juga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap produk-produk impor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengemukakan melalui kolaborasi itu diharapkan berbagai inovasi yang ada di lembaga pendidikan dapat diaplikasikan dan digunakan masyarakat secara langsung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menyebut hingga saat ini setidaknya sudah ada 16 perjanjian kerja sama yang mengikat antara lembaga pendidikan dan industri untuk hilirisasi produk itu.
"Kami melakukan kolaborasi antara lembaga pendidikan dan industri sehingga beberapa inovasi yang ada di lembaga pendidikan bisa diaplikasikan dan dipakai oleh masyarakat secara langsung," ujar Dante kepada awak media di sela-sela acara Edu Health Fair 2023 di Hotel Alila Solo, Rabu, 12 Juli 2023.
Bentuk kolaborasi itu, lanjut Dante, diwujudkan dalam bentuk kerja sama antara lembaga riset dan industri yang dituangkan melalui nota kesepahaman atau MoU (memorandum of understanding). Tercatat saat ini sudah ada 16 MoU yang telah menghasilkan produk atau alat kesehatan inovatif dan dihasilkan secara massal.
"Pada program tersebut kami "mengawinkan" lembaga riset dan industri. Tahun lalu ada sepuluh (MoU), tahun ini ada enam yang diproduksi secara massal," katanya.
Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kemenkes, Arianti Anaya menambahkan acara Edu Health Fair 2023 digagas supaya hasil penelitian yang banyak dilakukan di Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes dapat dihilirisasikan dan dimanfaatkan.
"Sehingga uang negara yang digunakan untuk penelitian bisa dimanfaatkan untuk masyarakat," kata Arianti.
Ia mengatakan hal itu dilakukan mengingat untuk beberapa produk kesehatan Indonesia masih tergantung oleh impor. "Dengan adanya ini kami berharap maka makin banyak produk (buatan) dalam negeri," katanya.
Direktur Penyediaan Tenaga Kesehatan Oos Fatimah mengatakan dari kolaborasi itu telah ada beberapa alat yang saat ini sudah dihilirisasikan. Ia mencontohkan salah satunya alat deteksi gula darah tanpa suntik. Selain itu juga ada berbagai produk makanan dan minuman kesehatan.
"Kemudian juga makanan dan minuman kesehatan. Itu nanti semua diproduksi secara massal," kata Oos.
Adapun Edu Health Fair 2023 mengusung tema Harmoni Transformasi Poltekkes Kemenkes dan Mitra Industri Dunia Kerja. Acara itu diikuti 38 poltekkes dari seluruh Indonesia serta industri alat kesehatan. Acara dikemas dalam bentuk pameran dan diisi dengan berbagai rangkaian kegiatan, salah satunya talkshow.
Pilihan Editor: Belasan Sekolah Ini Nihil Siswa dalam PPDB 2023