Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Produsen kedirgantaraan Amerika Serikat, Bell Textron, meluncurkan konsep jet tempur baru yang dinamai High-Speed Vertical Takeoff and Landing (HSVTOL). Menariknya, kendaraan ini memiliki kemampuan lepas landas dan mendarat seperti helikopter pada umumnya, tapi terbang seperti pesawat bersayap tetap atau jet.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Konsep dan rencana pengembangannya adalah hasil dari studi Angkatan Udara Amerika yang berusaha membuat pesawat yang dapat menggantikan V-22 Osprey.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam gambar yang disediakan perusahaan yang berbasis di Fort Worth, Texas, itu menunjukkan tiga pesawat dalam formasi tengah melakukan penerbangan. Sistem propulsi hibrida yang mencakup baling-baling dan mesin jet turbin tampaknya memberi daya pada pesawat.
Tiltrotor Marinir Amerika Serikat, MV-22 Osprey, terbang di atas perairan Jepang, 23 Maret 2018. Tiltrotor dapat lepas landas dan mendarat seperti helikopter dan terbang seperti pesawat baling-baling. REUTERS/Issei Kato
HSVTOL lepas landas dengan baling-baling yang mengarah ke atas, menghasilkan gaya angkat vertikal, dan memungkinkan pesawat melewati proses lepas landas landasan pacu bergulir biasa. “Begitu berada di udara, baling-baling akan berputar 90 derajat ke depan, menghasilkan gerakan maju,” kata pihak perusahaan, seperti dikutip Popular Mechanics, pekan lalu.
Pesawat ini akan meningkatkan kecepatan, kemudian mesin turbofan internal mengambil alih, menghasilkan lebih banyak gerakan maju. Dari sana, baling-baling berhenti, dan melipat ke belakang, menyatu dengan nacelles, untuk mengurangi hambatan. Konsep ini berasal dari tahun 1960-an, dengan pesawat Bell 627, menurut situs blog Hush-Kit.
Bell Textron menjelaskan bahwa konsep HSVTOL sama dengan kemampuan downwash over yang rendah, gaya ke bawah yang dihasilkan oleh baling-baling saat menghadap ke atas. Semua pesawat lepas landas dan mendarat vertikal berbasis baling-baling memiliki masalah ini, terutama V-22 Osprey.
Dari segi desain, HSVTOL berjanji untuk melompati helikopter dan tiltrotor Osprey. Pesawat dapat mencapai kecepatan jelajah seperti jet lebih dari 400 knot, menurut Bell, yang merupakan peningkatan nyata dari UH-60 Blackhawk 150 knot dan V-22 270 knot.
Konsep pesawat juga dapat diskalakan, mulai dari pesawat dengan berat lebih dari 100.000 pon kotor (45 ribu kg), hingga paling ringan 4.000 pon (1.814 kg). Untuk konteksnya, berat kotor 100.000 pon adalah dua kali ukuran helikopter CH-47 Chinook, yang dapat membawa hingga 13 ton (atau 55 tentara).
Konsep ini menunjukkan tiga konfigurasi berbeda untuk bentuk dasar pesawat yang sama. Pesawat di kiri atas memiliki kokpit penuh dan pintu samping untuk masuk. Hadir pula fitur desain ekor kembar, tapi dengan sirip ekor terpisah dan jalur kargo di antara mereka. Ini akan menjadi desain yang paling mungkin untuk menggantikan V-22 Osprey.
Bagian tengah dilengkapi pintu di badan pesawat, yang menunjukkan bahwa itu adalah pesawat berawak. Juga memiliki bagian hidung mirip hiu yang biasanya diberikan pada pesawat bersenjata, menunjukkan bahwa ia mungkin membawa senjata udara-ke-udara atau udara-ke-darat secara internal.
Sebuah sistem elektro-optik yang dilengkapi kamera penglihatan siang dan malam, dan kemungkinan penunjuk laser, terlihat di bawah kokpit. Ini akan berguna untuk melacak dan menargetkan target darat.
Konsep tersebut tampaknya merupakan hasil dari kontrak Angkatan Udara yang dimaksudkan untuk mempelajari pesawat lepas landas dan pendaratan vertikal berkecepatan tinggi. Pada bulan Mei, FlightGlobal menerangkan konsep tersebut , dan melaporkan bahwa Bell telah membahas penggunaan "mesin konversi" yang dapat beroperasi dalam mode turbofan atau turboshaft.
Dalam mode turbofan, mesin akan menyedot udara dan meniup keluar dari belakang seperti mesin jet pada umumnya, sedangkan dalam mode turboshaft, ia akan menggerakkan sepasang baling-baling. Pesawat bahkan dapat mengunci satu dari tiga baling-baling di setiap sayap, meningkatkan luas permukaan sayap utama untuk menciptakan daya angkat yang lebih besar.
POPULAR MECHANICS | FLIGHTGLOBAL | HUSH-KIT
Baca:
NASA: Peluang Asteroid Bennu Menghantam Bumi Lebih Tinggi dari Perkiraan