Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

LIPI Temukan Spesies Baru Burung Madu di Alor, Kicaunya Khas

Peneliti LIPI berhasil menemukan spesies baru burung pemakan madu di Pulau Alor, NTT. Diberi nama mengikuti nama peneliti senior Dewi Prawiradilaga .

15 Oktober 2019 | 12.10 WIB

Myzomela prawiradilagae., spesies baru burung pemakan madu yang ditemukan LIPI di Pula Alor NTT, Oktober 2019. (twitter/klhk)
Perbesar
Myzomela prawiradilagae., spesies baru burung pemakan madu yang ditemukan LIPI di Pula Alor NTT, Oktober 2019. (twitter/klhk)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti LIPI berhasil menemukan spesies baru burung pemakan madu di Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur, kata peneliti bidang ornitologi Pusat Penelitian Biologi LIPI, Mohammad Irham. Burung pemakan madu ini diberi nama Latin Myzomela prawiradilagae.

“Secara fisik, Myzomela prawiradilagae memiliki kemiripan warna dengan Myzomela dammermani dari Sumba dan Myzomela vulnerata dari Timor,” kata  Mohammad Irham.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Penamaan burung jenis baru dari pulau Alor ini merupakan bentuk penghargaan kepada peneliti senior bidang ornitologi LIPI, Dewi Prawiradilaga atas kontribusi besarnya untuk pengembangan penelitian ekologi dan konservasi burung Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Penemuan burung jenis baru Myzomela prawiradilagae berkontribusi menambah daftar panjang temuan satwa endemik burung di Indonesia.  Bahkan keberhasilan deskripsi burung endemik asal pulau Alor ini berhasil menambah jumlah total burung genus Myzomela di Indonesia menjadi 20 jenis.

Irham menjelaskan, meskipun burung pemakan madu alias nektorivora tersebut secara filogenetik berkerabat dekat dengan Myzomela kuehni dari Pulau Wetar, Maluku, namun dilihat dari karakter morfologi, bioakustik dan ekologi memiliki perbedaan siginfikan.

“Warna merah di kepala Myzomela prawiradilagae lebih mencolok dan memiliki pita kecil yang hanya mencapai tenggorokan. Vokalnya lebih lambat, bernada lebih rendah, dan hampir selalu dimulai dengan nada awal. Habitatnya terbatas di hutan Eucalyptus,” ujar Irham. Penemuan spesies  baru ini telah dipublikasikan di Journal of Ornithology pada 5 Oktober 2019.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus