Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Menang Berkat Jacko

Pelajar asal Bogor menghitung kematian Michael Jackson lewat rumus matematika. Menang di lomba penelitian ilmiah internasional.

26 April 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

You are not alone.
I am here with you.
Though we’re far apart.
You’re always in my heart...

SEPENGGAL lagu raja pop Michael Jackson mengalun merdu di aula Hotel Grand Bali Beach, Denpasar. Lima orang juri dan puluhan peserta dari berbagai negara yang memadati ruang seluas lapangan tenis itu pun sesaat terhipnotis. Setelah berdendang, Oki Novendra, si empunya suara, berkata dalam bahasa Inggris, ”Saya suka Jacko, tapi saya tidak suka dia mati overdosis.”

Oki bukan artis atau peserta lomba di salah satu acara pencarian bakat tarik suara. Siswa kelas X SMA Negeri 1 Bogor ini berlomba di ajang International Conference of Young Scientist (ICYS) XVII pada 12-17 April lalu. Konferensi tersebut merupakan kegiatan ilmiah bergengsi setingkat sekolah menengah atas yang diikuti pelajar dari Eropa, Amerika, Afrika, dan Asia saban tahun sejak 1994.

Begitulah gaya Oki membuka presentasi hasil penelitiannya yang berjudul ”Mathematical Explanation on the Death of Michael Jackson”. Ide bernyanyi itu dilatarbelakangi kemampuannya sebagai vokalis dan pemain gitar di sebuah band sekolahnya. Selama 10 menit—tetap menggunakan bahasa Inggris—Oki membuktikan misteri kematian mantan anggota Jackson Five ini lewat rumus matematika. Bahkan penelitiannya bisa digunakan untuk menghitung dosis aman penggunaan obat bagi para pasien.

Bagaimana rumus kematian Jacko itu tercipta? Idenya muncul pada Januari lalu, tatkala siswa berumur 16 tahun ini terpilih menjadi salah satu dari 12 siswa yang mewakili Indonesia dalam konferensi internasional ilmuwan muda itu. Setelah membaca buku tentang pengendapan obat dalam darah yang diberikan mentornya, dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Alhaji Akbar Bachtiar, Oki langsung teringat kematian tokoh idolanya, Michael Jackson, pada 2009. ”Jacko selalu mengkonsumsi obat penenang (Demerol) sebelum konser,” kata Oki.

Nah, Oki lantas berasumsi, darah manusia memiliki ambang batas aman terhadap jumlah endapan obat tertentu. ”Jika melebihi batas, endapan itu dapat memicu kematian,” katanya. Penelitian dengan mengutak-atik rumus matematika pun dimulai. Pengujian ambang batas endapan dalam darah ini dilakukan melalui persamaan diferensial sederhana yang ditentukan lewat dosis dan waktu. Intinya, rumus-rumus matematika hasil ulikannya bisa mengungkap seberapa kuat manusia menerima asupan obat.

Kesimpulannya, pengguna Demerol dengan dosis teratur pada jangka waktu tertentu akan mencapai satu titik yang menimbulkan efek samping. Lebih-lebih dalam kasus Jacko. Selain rutin menggunakan Demerol, Michael Jackson selalu menambah dosisnya. ”Padahal, sesuai rumus, dosis dan penggunaan Demerol itu idealnya semakin hari harus menurun bahkan stop,” kata Oki.

Menurut Alhaji, penelitian Oki tergolong sederhana. ”Tapi idenya brilian.” Oki mampu menunjukkan manfaat matematika lewat peristiwa kontemporer. Karena itu, penelitiannya diganjar medali emas. Enam emas lainnya disumbangkan rekan Oki di tim Indonesia. Mereka berhasil menjadi juara umum, mengalahkan 18 negara lainnya.

Oki adalah anak semata wayang pasangan dosen IPB Hendrayanto dan Noviatri, keduanya berusia 48 tahun. Dia sadar, penelitiannya masih jauh dari sempurna. ”Sisi biologis dan kesehatan seseorang belum masuk hitungan,” katanya. Namun Oki berharap penelitiannya bisa menjadi pelajaran berharga betapa berbahayanya seseorang yang mengidap ketergantungan obat seperti yang dialami penyanyi lagu Black or White itu.

Oki tidak mau besar kepala karena prestasinya. Jalan hidupnya masih panjang. Selain menjadi ilmuwan, Oki bercita-cita menjadi seniman dengan bakat bermain gitar yang dimilikinya. Kata Oki, ”Seorang ilmuwan harus bercita rasa seni, seniman pun harus berilmu.”

Rudy Prasetyo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus