Mencari Kapal Karam

PENDEKATAN Bayesian tak hanya bermanfaat untuk menghitung peluang hujan, tapi juga pernah beberapa kali sukses dipakai buat mencari kapal karam. Kapal karam yang ditemukan dengan rumus matematika ini di antaranya adalah kapal selam nuklir Amerika Serikat, USS Scorpion, dan kapal terbesar Inggris yang pernah hilang, MV Derbyshire. Sebuah bom hidrogen yang hilang setelah pesawat B-52 yang membawanya jatuh juga bisa didapatkan kembali.

USS Scorpion lenyap di lautan pada Mei 1968. Para perwira Angkatan Laut Amerika hampir yakin kapal selam itu karam di dasar laut lepas pantai timur setelah menyelam di wilayah Eropa. Tapi pencarian gagal menemukannya.

Ilmuwan Angkatan Laut Amerika, John P. Craven, mencoba menggunakan pendekatan Bayesian. Ia mewawancarai sejumlah perwira kapal selam dan mencari tahu di mana saja kemungkinan USS Scorpion kandas. Dari sini, Craven mendapatkan wilayah luas tempat USS Scorpion mungkin kandas.

Ia lalu membaginya menjadi area-area pencarian. Di setiap area dihitung besar peluang USS Scorpion kandas. Di wilayah yang berada di jalur perjalanan kapal selam ini, tentu, peluangnya lebih besar dibandingkan dengan yang agak menjauh dari jalur perjalanan.

Selain angka tersebut, di setiap area dihitung seberapa gampang kapal ditemukan jika benar-benar tenggelam di daerah itu. Di area perairan dangkal, peluang bakal ditemukan jika dicari lebih tinggi dibanding di area perairan dalam.

Dua angka yang diperoleh—peluang kandas dan peluang gampang ditemukan—digabungkan. Pencarian dimulai dari area yang angkanya paling besar. Jika di area itu tidak ada, hasilnya untuk menghitung peluang area-area berikutnya, dan dicari lagi area yang peluangnya paling besar. Akhirnya USS Scorpion ditemukan di sekitar Kepulauan Azores, tidak jauh dari Eropa.

NK