Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Meriam Salju ’Abadi’

12 Desember 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sekali-sekali mainlah ke arena ski di New England, Amerika Serikat, yakni Stowe Mountain Resort. Bukan cuma arena skinya yang mempesona—dan menjadi salah satu yang terbesar di Amerika Serikat. Tapi arena ski ini bisa buka lebih cepat daripada resor ski lainnya, yakni awal musim gugur, saat salju belum turun sekalipun. Bahkan resor ski ini juga bisa tutup lebih lambat, walau musim semi tiba.

Itu semua berkat peralatan pembuat salju bikinan TechnoAlpin. Dengan alat ini, adonan air, udara, dan bahan pembuat salju dimasukkan ke mesin bertekanan udara tinggi. Calon salju ini kemudian dialirkan ke lereng-lereng gunung yang digunakan sebagai arena ski dan ditembakkan di sana dengan tenaga listrik. Untuk menutupi sebuah lereng, meriam-meriam salju ini dipasang dengan jarak 15-30 meter. Jadi, butuh ratusan mesin penyemprot salju untuk sebuah lereng.

Beberapa pembuat meriam salju ini menambahkan bakteri pengurai protein yang disebut Snowmax. Bakteri ini berfungsi menjadi inti dari butir salju, sehingga cairan yang disemprotkan lebih cepat membeku pada suhu 6 derajat Celsius, sedikit di atas titik beku es, yakni nol derajat Celsius. ”Saat ini baru 15 persen resor di Amerika Serikat yang memakai alat ini,” kata Geir Vik, bos TechnoAlpin Amerika Serikat.

Kain-kain Fantastis

Berikan segumpal kapas, segulung kabel halus, serta lempengan besi, maka perempuan itu akan menjadikannya sebuah keajaiban. Di tangan Maggie Orth—nama perempuan itu—bahan-bahan kain atau jaket tersebut bisa memainkan musik seperti piano. Setiap bagian kain yang berbeda akan melahirkan nada yang berbeda. ”Saya kira amat keren bila kain bisa jadi seperti komputer,” kata profesor Institut Teknologi Massachusetts, Amerika Serikat itu.

Cara kerja selembar ”kain piano” ini adalah memanfaatkan perubahan medan listrik akibat sentuhan. Setiap sentuhan akan menghasilkan perubahan ion listrik, karena kain ini dilapisi dengan lempeng besi yang setipis dan selentur kain biasa.

Ini pula yang dimanfaatkannya untuk membuat kain yang bisa berubah-ubah warna. ”Membuat kain ini seperti membuat lukisan interaktif,” kata Orth, pemilik perusahaan International Fashion Machines. Dalam sebuah pameran busana di sebuah museum di New York, beberapa waktu lalu, Orth yang sejak kuliah sangat suka melukis itu memamerkan kain tiga warna yang salah satu warnanya bisa menyala seperti kunang-kunang.

Pintu Hemat Energi

ADAKAH pintu yang bisa membuka hanya selebar orang yang melewatinya? Pintu otomatis bikinan Rikiya Fukuda ini memang dirancang hanya membuka selebar dan setinggi orang yang melewatinya. Pintu dengan bentuk unik ini mempunyai sensor untuk mengukur lebar dan tinggi orang yang akan melewatinya.

Fukuda berharap pintu cerdas ini bisa menghemat energi, karena pintu tak harus terbuka lebar-lebar. Selain itu, pintu ini juga melindungi ruangan agar suhu tetap terjaga serta kuman atau debu tak mudah masuk. Pintu unik ini juga bisa dimanfaatkan untuk garasi mobil atau kotak surat—lubang yang terbuka akan disesuaikan dengan surat yang akan dicemplungkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus