Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Mesin surat anti-telat

Gedung kantor pos dan giro di jalan lapangan banteng, jakarta diresmikan. dilengkapi dengan mesin sortir surat otomatis. berlaku untuk surat yang menggunakan amplop standar dan berkode pos.

18 Januari 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

GEDUNG Kantor Pos dan Giro di Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, baru saja diresmikan Presiden Soeharto Kamis pekan silam. Bukan cuma bangunan modern yang tampak baru. Di dalam gedung yang dibangun dengan dana Rp 18,5 milyar itu juga dipasang mesin pemilah surat yang modern. Mesin otomatis untuk menyortir surat buatan Prancis ini merupakan satu-satunya mesin modern yang dipasang di Indonesia. Di tempat yang sama, juga akan dipasang mesin sortir paket. Untuk kedua mesin modern itu, Indonesia mendapat pinjaman lunak Rp 10 milyar dari pemerintah Prancis. Tetapi, menurut Ir. Rusdi, Kepala Bagian Mekanisasi dan Otomatisasi, yang sekarang dioperasikan baru mesin sortir surat. Mesin satunya, untuk memilah pos paket, baru dipakai dua bulan mendatang. Mesin sortir surat itu terdiri dari sejumlah peralatan mutakhir yang serba otomatis. Komponen utama adalah dua unit peluncur kantung surat, rantai pengangkut (overhead chain conveyor), tiga bak penampung surat, mesin pemberi kode (coding machine), mesin sortir otomatis (HMS machine), dan terakhir rak penampung surat yang sudah dipilah. Mesin otomatis itu pula yang selanjutnya bertugas menyortir sekitar 400 ribu surat yang mengalir ke gedung kantor pos Ibu Kota tiap hari. "Tapi, mesin ini hanya bisa menyortir surat biasa dan surat kilat," kata Rusdi. Jenis lainnya, seperti surat patas (cepat dan terbatas), kilat khusus, dan surat tercatat tak termasuk dalam program ini, "Karena dari dulu memang sudah diperlakukan secara khusus," katanya. Untuk bisa memproses secara otomatis, mesin modern itu minta pelayanan khusus, yakni pencantuman kode pos dan penggunaan sampul (amplop) standar. "Di luar itu, akan disortir secara manual, yang berarti punya risiko terlambat sampai ke tujuan," ujar Rusdi. Khusus untuk amplop, ada tiga hal yang harus dipatuhi, yakni ukuran, ketebalan, dan beratnya. Yang standar berukuran 90 x 152 milimeter, 100 x 100 milimeter, 110 x 220 milimeter, dan 114 x 162 milimeter. Ketebalannya minimum 0,15 milimeter dan maksimum 5 milimeter. Berat minimum 3 gram dan maksimum 35 gram. Proses kerja mesin otomatis itu masih memerlukan beberapa pelayanan tangan manusia. Mula-mula, kantung-kantung yang berisi surat dan berbagai kiriman pos diangkut oleh overhead chain conveyor (OCH), ketiga bak penampung kantung surat yang masing-masing berukuran 3 x 5 meter. Secara otomatis belt conveyor meneruskan kantung-kantung surat itu ke bag opening system (BOS) -- sistem pembuka kantung yang dijalankan oleh operator. Setelah debu-debu kantung disedot dengan dedusting machine (alat penyedot debu), dilakukanlah penyortiran awal secara manual. Surat biasa dan surat kilat dipisahkan dari jenis kiriman pos lainnya dan dilempar ke tempat pemilahan surat yang standar (machineable) dan tidak. Di sini disiagakan 36 orang untuk menyortir secara manual. Surat yang tak memenuhi ukuran standar dilempar ke bagian sortir manual. Selanjutnya, surat-surat yang machineable diperiksa oleh cancelling machine, untuk mengetahui sudah dicap atau belum. Kalau belum, mesin akan mengecapnya secara otomatis. Selanjutnya, surat-surat mengalir ke ruang mesin sortir yang bebas debu dan rokok, penuh AC, dan steril. Di ruang inilah coding machine dan HMS machine, yang merupakan otak penyortiran, beroperasi. Mesin pemeriksa kode yang mirip terminal komputer itu -- mempunyai layar monitor, keyboard, dan penampang untuk meletakkan tumpukan surat -- dikendalikan 22 operator. Tiap mesin yang dioperasikan seorang operator memeriksa apakah sepucuk surat punya kode pos atau tidak. "Hanya surat yang memiliki kode pos yang akan diproses lebih lanjut dengan mesin. Yang tidak akan dikembalikan ke bagian sortir manual," kata Rusdi. Operator kemudian mengetik angka kode pos di keyboard. Di layar monitor muncul deretan angka. Kemudian, secara otomatis pula, mesin mencetak barcode -- berupa garis-garis oranye -- di pangkal amplop sebelah kanan. Kecepatan coding ini 3.500 surat per jam tiap orang. Proses penyortiran terakhir dilakukan di HMS machine. Mesin ini terdiri dari dua bagian, yakni mesin penyortir yang mampu memisahkan tujuan surat sampai ke tingkat kelurahan. "Kecepatannya 40.000 per jam," kata Rusdi. Mesin berikutnya disebut BIN. Bentuknya mirip rak besar dengan ratusan kotak lubang penampung surat yang sudah disortir menurut tujuannya. Dari mesin sortir, surat mengalir ke kotak-kotak BIN itu secara otomatis dan keluar secara otomatis pula. Tumpukan surat yang keluar dari BIN diangkut ke mesin pengikat yang dikemudikan seorang operator. Khusus surat-surat untuk Jakarta Pusat, langsung dibawa pak pos ke rumah-rumah. Surat untuk wilayah lainnya, setelah diikat, dikirim ke kantor pos setempat. Apakah dengan bantuan mesin sortir itu surat biasa dan surat kilat dijamin tak telat? Menurut Sutrisno Asih, yang membawahkan bidang operasional, waktu tempuh surat (WTS) -- istilah kantor pos selama di perjalanan -- bergantung pula pada kerja pengantar. "Yang pasti, akan lebih cepat daripada ketika disortir secara manual," kata Sutrisno. Namun, berguna tidaknya mesin otomatis itu juga tergantung ketaatan pemakai jasa pos dalam memilih amplop dan menulis kode pos. Pengaturan kode pos dan standardisasi amplop sudah sejak dulu dibikin dan disebarluaskan. "Tapi, masyarakat kan suka semaunya. Selain amplop tak standar, banyak yang tak mencantumkan kode pos," kata Sutrisno. Priyono B. Sumbogo dan Linda Djalil

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus