PERNAHKAH Anda membayangkan sebuah mobil yang memberikan kenikmatan mengemudi sekaligus kemudahan mencari kelainan pada mesin dan bagian lainnya? Toyota Motor Corporation (TMC) membutuhkan waktu lima tahun, dan dana jutaan yen untuk riset, sebelum berhasil menggabungkan kecanggihan itu ke dalam bentuk sedan Soarer 3.0 GT Limited. Hasilnya tidak mengecewakan, memang. Inilah sedan dua pintu seharga 6 juta yen (sekitar Rp 65 juta), yang disebut-sebut lambang status baru kaum berduit. Kendati cukup mahal bagi kantung orang Jepang, toh TMC mengaku telah menjual lebih dari 100 ribu unit. Apa yang membuat Soarer begitu istimewa? Soarer, menurut TMC, adalah kendaraan dengan jangkauan masa depan. Gagasan pembuatan sedan mewah ini pertama kali diwujudkan, Februari 1981, melalui prototip EX-II dengan menggunakan mesin SOHC 2 liter. Dua tahun kemudian, selain mesin penggeraknya diganti, Soarer dilengkapi pula dengan fasilitas TEMS (Toyota Electric Modulated Suspension). Tahun lalu, perlengkapannya ditambah dengan Electro Multi-Vision, yang memungkinkan pengendara memeriksa keadaan kendaraan dari kursi di depan kemudi. Selain itu, Soarer keluaran terakhir yang digerakkan dengan mesin 2.954 cc dapat menghasilkan daya 230 PS pada 5.600 rpm. (Bandingkan dengan Toyota Corolla SE Sporty Saloon, menggunakan mesin 2E-L 1.295 cc, yang cuma mcnghasilkan daya 72 PS pada 5.600 rpm). Kelebihan lain dari Soarer, yang seluruh tubuhnya penuh peralatan elektronik, pengemudi bisa memperoleh informasi pengoperasian kendaraan melalui layar televisi berdiagonal 15 cm. Layar itu dapat pula dipakai untuk menangkap siaran televisi lokal. Tapi fungsi utama perlengkapan tersebut adalah untuk menyajikan empat macam data: kedudukan suspensi, persediaan bahan bakar, jarak tempuh sesudah servis terakhir, dan auto-drive operation. Dari penyajian data kedudukan suspensi, pengemudi dapat mengetahui "bantingan" dan tinggi kendaraan terhadap jalan. Data ini penting karena Soarer diperlengkapi dengan sistem suspensi udara yang di kendalikan secara elektronis. Maka, "bantingan" yang diakibatkan daya lenting per penyangga rangka dengan gerakan roda bisa diatur. Ini dimungkinkan karena pada setiap peredam kejut (shock absorber) dan silinder pompa (pneumatic cylinder) Soarer terdapat ruang udara utama dan ruang udara kecil. Dan arus udara dari kedua ruang itu diatur oleh sebuah katup. Ketika katup tertutup, daya banting kendaraan akan terasa sekali. Sebaliknya, jika katup terbuka penuh, bantingannya akan terasa lembut. Pengaturan katup itu dilakukan oleh mikrokomputer setelah dikaji sinyal yang dipancarkan dari delapan sensor: antara lain kecepatan kendaraan, posisi setir, posisi persneling, dan berat kendaraan. Sinyal itu kemudian diolah untuk menentukan "bantingan" yang sesuai. Misalnya, ketika kendaraan melaju pada kecepatan 100 km per jam, mikrokomputer akan memerintahkan suspensi mengambil posisi medium. Waktu kecepatan di bawah 90 km per jam, suspensi akan berada dalam keadaan soft. Bila terjadi pengereman mendadak suspensi langsung mengambil posisi firm untuk menghindarkan slip, sambil menjaga stabilitas. Sistem suspensi ini juga memungkinkan pengaturan tinggi kendaraan secara otomatis. Pada kecepatan 90 km per jam, misalnya suspensi akan mengambil posisi rendah sehingga mengurangi hambatan aerodinamika. Dengan bantuan spoiler ekstra dan pelindung percikan lumpur tambahan hambatan udara bisa ditekan hingga Cd=0,32. Pada jalan bergelombang, suspensi akan berada di posisi tinggi, agar rangka kendaraan, yang tingginya dengan suspensi maksimum 155 mm, tidak mencium jalanan. Dari layar CRT pengemudi bisa pula mendapatkan peta perjalanan -- 15 jalan bebas hambatan. Informasi itu tersimpan dalam sebuah pita kaset ukuran C-60. Selain itu, layar CRT dapat pula memberitahukan kerusakan yang terjadi pada kendaraan. Laporan mikrokomputer yang tersaji di layar CRT akan memperlihatkan ketidakberesan pada sistem EFI (Electronic Fuel Injection), ECT (Electronic Controlle Transmission), ABS (Antilock Brake System), A/D (Auto Drive), dan TEM (Toyota Eletronic Modulated Suspension). Bila suhu mesin di atas normal, peringatan akan muncul dengan sendirinya kendati sistem pemantau dari layar dimatikan. Untuk kenikmatan pengendaranya, Soarer menyediakan Multi-control Panel. Dengan tombol tekan di atas panel tersebut pengemudi dapat langsung menyalakan atau mematikan radio, tape, dan penyejuk hawa. Sejauh ini, Soarer masih dipasarkan di Jepang. Menurut laporan terakhir, beberapa penyesuaian, termasuk penyiapan peta jalan raya, sedang dilakukan agar Soarer bisa dipasarkan di Eropa, permulaan tahun depan. Tidak mudah untuk menjajakan barang itu, memang. Sebab, pabrik juga harus menyediakan jaminan purnajual, termasuk perawatan dan suku cadang, yang tidak murah biayanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini