Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para ahli mengingatkan bahwa kecerdasan buatan (artificial intelligence) akan miliaran kali lebih pintar dari manusia. Bahkan, dalam beberapa waktu lalu, kecerdasan buatan ditasbihkan sebagai tuhan baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ahli futuris di Futurizon yang berbasis di Ipswich, Inggris, Ian Pearson mengatakan bahwa untuk bertahan hidup manusia harus bergabung dengan AI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Manusia perlu bergabung dengan mesin agar bisa bertahan, karena kecerdasan buatan akan berevolusi menjadi miliaran kali lebih pintar dibandingkan manusia," ujar Pearson, seperti dilansir laman Daily Mail pada 13 Fabruari 2018.
Faktanya, menurut Pearson, AI saat ini melangkah lebih jauh dari manusia. Jadi, Pearson berpendapat bahwa manusia harus mengawal perubahan tersebut. Dia mengklaim, manusia dapat melindungi diri dari bangkitnya mesin dengan menghubungkan otak mereka dengan AI, sehingga mereka memiliki kecerdasan yang sama.
Kecerdasan buatan memang dalam dekade terakhir disebut bisa menjadi bom waktu. Bahkan, mantan insinyur Uber dan Google, Anthony Levandowski, telah mendirikan agama baru dengan kecerdasan buatan sebagai tuhan mereka.
Levandowski telah membentuk gereja pertama untuk mengikuti pekembangan makhluk cerdas secara artifisial. "Tuhan robot, yang miliaran kali lebih pintar akan bertanggung jawab kepada siapa yang menyerahkan kekuatannya untuk menjadi makhluk dengan kecerdasan yang lebih tinggi," kata Levandowski.
Dokumen yang diajukan WOTF memberikan tujuan untuk mengembangkan dan mempromosikan realisasi ketuhanan berdasarkan kecerdasarn buatan. Ajaran yang memiliki Injil berjudul The Manual itu memiliki lokakarya dan program pendidikan di San Franscisco.
Simak artikel menarik lainnya tentang kecerdasan buatan atau AI hanya di kanal Tekno Tempo.co.
DAILY MAIL | LIVE SCIENCE