Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

NASA Akan Luncurkan Lunar Trailblazer untuk Pemetaan Sumber Air di Bulan

Misi ini dikelola oleh Laboratorium Propulsi Jet NASA dan investigasi ilmiahnya dipimpin oleh Caltech.

29 Januari 2025 | 19.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Lunar Trailblazer. (NASA)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Antariksa Amerika NASA sedang mengerjakan program Small Innovative Missions for Planetary Exploration (SIMPLEx) sejak tahun 2019. Dalam proyek ini, robot Lunar Trailblazer akan diluncurkan untuk memetakan distribusi air yang ada di permukaan Bulan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Misi ini dikelola oleh Laboratorium Propulsi Jet NASA dan investigasi ilmiahnya dipimpin oleh Caltech (California Institute of Technology), yang mengelola JPL (Jet Propulsion Laboratory) untuk NASA," dikutip dari situs resmi NASA, Rabu, 29 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Program riset ini akan membantu para ilmuwan untuk lebih memahami siklus air Bulan dan menginformasikan misi manusia di masa mendatang tentang di mana persediaan air dapat ditemukan dan diekstraksi sebagai sumber daya.

Lunar Trailblazer akan menggunakan dua instrumen untuk membantu para ilmuwan lebih memahami di mana saja bentuk-bentuk air yang berbeda ini berada, bagaimana sifat termal permukaan Bulan memengaruhi distribusinya, dan bagaimana berbagai bentuk air berubah seiring berjalannya waktu.

Cara yang dilakukan adalah dengan High-resolution Volatiles and Minerals Moon Mapper (HVM3), yaitu spektrometer pencitraan yang dikembangkan JPL yang peka terhadap sidik jari spektral berbagai bentuk air dan dapat membuat peta resolusi tinggi. Selain itu dengan Lunar Thermal Mapper (LTM) yang sedang dikembangkan oleh Oxford University di Inggris dan akan merinci sifat suhu permukaan Bulan.

Mengutip dari situs resmi Caltech, ketika Lunar Trailblazer tiba di orbit Bulan, pengumpulan data akan difokuskan untuk menjawab sains utama misi tentang air dan geologi Bulan. Alat ini akan menargetkan tempat-tempat yang diketahui paling menarik berdasarkan data dari misi-misi sebelumnya ke Bulan.

"Setelah Lunar Trailblazer diluncurkan, satelit akan menghabiskan empat hingga tujuh bulan dalam lintasan transfer energi rendah sebelum memasuki orbit Bulan," dikutip dari situs Caltech.

Lunar Trailblazer menerapkan arsitektur wahana antariksa string tunggal, artinya, wahana antariksa tidak memiliki redundansi dalam komputer atau bagian lain dari sistem penerbangan. Selain itu, Lunar Trailblazer juga menggunakan suku cadang dan sistem yang tersedia secara komersial, bukan suku cadang yang dirancang khusus.

Suku cadang ini diuji setelah dibangun menjadi subsistem, bukan pada tingkat komponen. Lunar Trailblazer telah menyelesaikan pengujian lingkungan, perangkat lunak, dan komunikasi yang ketat untuk memastikan semua sistem beroperasi penuh, tetapi pengujiannya lebih sedikit daripada misi kelas yang lebih tinggi.

Walaupun desain yang disederhanakan dan pengujian yang dikurangi menimbulkan beberapa risiko dalam misi, hal itu juga sangat menurunkan biaya. Kompromi biaya memungkinkan NASA untuk mendanai lebih banyak misi kecil yang dapat menghasilkan sains berdampak tinggi.

"Meskipun Trailblazer berukuran kecil dan memiliki anggaran terbatas, tim telah merancang dan membangun misi yang dapat memberikan dampak besar," tulis Caltech.

NASA merencanakan peluncuran Lunar Trailblazer pada tahun 2025, namun belum diumumkan secara resmi tanggal pastinya.

M. Faiz Zaki

M. Faiz Zaki

Menjadi wartawan di Tempo sejak 2022. Lulus dari Program Studi Antropologi Universitas Airlangga Surabaya. Biasa meliput isu hukum dan kriminal.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus