Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Bela Diri Maritim Jepang telah memperkenalkan kapal selam baru ke armadanya yang menggunakan baterai lithium-ion.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kapal selam, bernama Ouryu, diluncurkan pada 2018 tetapi baru-baru ini menjalani perawatan di galangan kapal Mitsubishi Heavy Industries (MHI) di Kobe minggu lalu, sebagaimana dilaporkan Daily Mail, 9 Maret 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ini adalah kapal selam Jepang pertama yang menggunakan teknologi ini, yang membutuhkan perawatan lebih sedikit dan memungkinkan daya tahan lebih lama pada kecepatan tinggi 20 knot saat menyelam dibandingkan dengan baterai timbal-asam.
Ouryu adalah kapal kelas Soryu keenam yang dibangun oleh MHI dan memiliki panjang 276 kaki (84 m). Kapal selam berbobot 2.950 pound ini mendukung awak 65 orang dan membawa hingga 30 torpedo kelas berat berukuran 21 inci.
Ouryu diluncurkan pada Juni 2018, tetapi baru-baru ini menjalani perawatan pada Kamis, 5 Maret 2020, menurut Defense News.
Meskipun mirip dengan kelas Soryu, tetapi Ouryu dan kapal selam Toryu yang akan datang menggunakan baterai lithium nickel cobalt aluminium oxide atau NCA.
Masao Kobayashi, mantan kepala armada kapal selam Pasukan Bela Diri Jepang, mengatakan bahwa teknologi ini membutuhkan lebih sedikit perawatan dan memberikan daya tahan lebih lama pada kecepatan tinggi saat menyelam dibandingkan dengan baterai timbal-asam.
Namun, ia juga mencatat bahwa Ouryu berharga lebih mahal, US$ 608 juta dibandingkan dengan US$ 488 juta untuk membangunnya tanpa baterai.
Jepang pertama kali memperkenalkan baterai lithium-ion ke dalam kapal selamnya pada tahun 2002 dan mulai menguji teknologinya pada tahun 2006.
Dalam berita lain, Angkatan Laut AS sedang mengembangkan kapal selam yang berbeda yang dikendalikan oleh kecerdasan buatan yang dapat membunuh tanpa kontrol atau input manusia.
Proyek ini dijalankan oleh Kantor Penelitian Angkatan Laut dan telah digambarkan sebagai 'sistem senjata bawah laut otonom' menurut sebuah laporan oleh New Scientist.
Rincian kapal selam pembunuh itu telah tersedia sebagai bagian dari dokumen anggaran 2020, yang juga mengungkapkan telah dinamai CLAWS oleh Angkatan Laut AS.
Sangat sedikit perincian tentang proyek 'rahasia' yang terungkap di luar fakta bahwa ia akan menggunakan sensor dan algoritma untuk menjalankan misi kompleks sendiri.
CLAWS akan dipasang pada kapal selam robot kelas Orca baru yang memiliki 12 tabung torpedo dan sedang dikembangkan untuk Angkatan Laut oleh Boeing.
Angkatan Laut belum mengungkap apa kepanjangan dari CLAWS atau mengomentari cerita itu, satu-satunya informasi adalah apa yang telah dirilis ke kongres dalam dokumen anggaran.
Kapal selam itu akan dipersenjatai dengan 12 tabung torpedo dan dengan CLAWS mereka dapat digunakan untuk menenggelamkan target mereka sendiri tanpa masukan dari manusia, New Scientist melaporkan.
DAILY MAIL | DEFENSE NEWS | NEW SCIENTIST