Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) membagikan 27 produk inovasi hasil Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 kepada 15 kota dan kabupaten di Indonesia. Salah satunya alat tes cepat bermetode antigen buatan tim peneliti Universitas Padjadjaran (Unpad) yang disebut CePAD.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Muhammad Yusuf, Koordinator Peneliti Diagnostik Covid-19 Unpad, upaya pemerintah itu bertujuan mempercepat pemanfaatan dan daya guna produk inovasi lokal. “Sekaligus mengetahui respons pengguna terhadap kinerja produk,” katanya lewat laman Unpad, Selasa 8 Desember 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemenristek/BRIN membeli 3.000 unit CePAD. Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin atau RSHS Bandung dan Rumah Sakit Pendidikan Unpad menjadi lokasi distribusinya. Kemenristek/BRIN juga menyerahkan prototipe inovasi CePAD ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Tim Peneliti Diagnostik Covid-19 Unpad bermitra dengan PT. Pakar Biomedika Indonesia untuk memproduksi CePAD sebagai alat pendeteksi antigen virus SARS-CoV-2 tersebut. “Keunggulan CePAD terletak pada cara kerja yang sederhana disertai akurasi yang sangat tinggi,” kata Yusuf.
Cara kerjanya, sampel swab yang telah diambil diteteskan pada CePAD lalu akan mengalir ke antibodi Covid-19 yang sudah terikat dengan nanopartikel emas yang tertanam pada perangkat CePAD. Jika pada sampel terdapat virus Corona, akan muncul dua garis pada alat uji.
Jika hanya muncul satu garis, artinya negatif terinfeksi virus. “Akurasi CePad mencapai sensitivitas 91 persen, sehingga sesuai dengan standar yang disarankan WHO,” kata Yusuf. Jika lolos dan mendapat izin edar, CePAD berpotensi untuk dipasarkan secara global.