Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Pengisap Gas Beracun

19 September 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SAFARI atau Smart Farm Nanotechnology sanggup mengisap zat amoniak (NH3) dan hidrogen sulfida (H2S) yang bersumber dari kotoran ayam. Dua senyawa ini adalah gas beracun dengan bau menyengat, yang dalam jumlah banyak dapat membunuh ayam, bahkan manusia.

Perangkat ini terdiri atas beberapa komponen, seperti blower, pipa paralon, zeolit, dan energi listrik. Blower berfungsi menyedot serta mengalirkan amoniak dan hidrogen sulfida di udara ke dalam pipa. Alat ini menggunakan pipa dengan tiga ukuran yang berbeda: diameter 3 inci atau 7,62 sentimeter, 3,81 sentimeter, dan 2 sentimeter. Pipa paling kecil disusun di dalam corong paling besar.

Zeolit merupakan bahan utama Safari yang berasal dari batuan letusan gunung berapi. Senyawa ini terdiri atas aluminosilikat, kation natrium, kalium, barium, dan air yang dapat digunakan untuk menangkap gas dari udara. Untuk alat ini digunakan zeolit berukuran 180 nanometer sebanyak 4 kilogram.

"Bila dipanaskan, molekul-molekul air pada rongga-rongga kristal zeolit akan keluar, lalu zeolit dapat menyerap gas ataupun cairan," kata Ashva Afkarina, mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Selasa pekan lalu. Ashva bersama empat rekannya sefakultas, yakni Anik Haryanti, Dwi Rosiyana, Dwi Pujiana, dan Ana Fairuza Fajriana, menciptakan Safari.

Sebelum digunakan, zeolit lebih dulu diaktivasi secara fisik atau kimia. Aktivasi fisik dilakukan dengan cara memanaskan zeolit pada suhu 300-500 derajat Celsius. Sedangkan aktivasi kimia dengan cara menambahkan hidrogen klorida (HCl) atau natrium klorida (NaCl) ke dalamnya.

Kecuali zeolit, semua bahan tadi dirangkai jadi satu di sebuah bengkel konstruksi di Malang. Ashva dan kawan-kawan membuat alat ini selama empat bulan, mulai November 2015 sampai Februari 2016, sejak meriset hingga merangkainya. Biaya riset sebesar Rp 7,5 juta mereka peroleh dari Program Kreativitas Mahasiswa Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

Gagasan untuk membuat Safari muncul ketika ayam milik warga Malang banyak yang mati mendadak di dalam kandang. Dwi Pujiana dan kawan-kawan melakukan penyelidikan dan menyimpulkan ayam-ayam tersebut mati karena penyakit pernapasan akibat udara kandang yang beracun.

Menurut Ashva, cara kerja Safari sederhana. Blower menyedot udara dalam kandang ayam, disalurkan ke susunan pipa paling kecil yang sudah diisi zeolit. Zat inilah yang akan menyerap amoniak dan hidrogen sulfida dalam udara yang mengalir di dalam pipa.

Hasil uji coba di laboratorium Fakultas Teknologi Pertanian menunjukkan Safari sanggup menyerap 209 part per million (ppm) amoniak per jam dan 23 ppm hidrogen sulfida per jam. "Saat uji coba, zeolit efektif bekerja selama 25 hari. Setelah itu zeolit harus diaktivasi lagi sebelum digunakan," ujarnya.

Dwi Rosiyana mengatakan tim belum mengetahui keunggulan dan kekurangan Safari karena peternak ayam belum memanfaatkannya. Tapi dia optimistis alat itu dapat digunakan di semua kandang ternak serta instalasi industri penghasil zat amoniak dan hidrogen sulfida.

Kreativitas tim diganjar gelar juara pertama pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional 2016 di Bogor, Jawa Barat, Agustus lalu. Mereka juga mendaftarkan hak paten Safari lewat Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Brawijaya. TEMPO/STR/Aris Novia Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus