Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Pentas Bagi Sang Pesut

Pentas pesut pertama di dunia telah diresmikan di taman impian Ancol. Pentas ini menyajikan pertunjukan sircus secara kontinyu. Direncanakan pula untuk melestarikan pesut dengan mencoba membiakkannya.(ilt)

3 Juni 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PENTAS pesut (lumba-lumba air tawar) pertama di dunia telah diresmikan di Taman Impian Ancol, Jum'at 19 Mei lalu. Di balik kaca setebal 31 mili, tiga ekor pesut Mahakam meliak-liuk bersama tiga penyelam puteri dan seorang penyelam putera, menarikan cerita rakyat Kal-Tim, Pangeran Awang Tumbau. Kadang-kadang ketiga mamalia air tawar itu berguling, berputar, atau melejit ke permukaan air sambil menyembur. Sang pesut itu bahkan dapat dipanggil mendekat, dibisiki, dan menjalankan apa yang dikomando teman manusianya itu. Seolah-olah "menunjukkan keintiman hubungan antara manusia dan hewan di dalam air," bak kata ir Ciputra, pimpinan Ancol dalam sambutan peresmian pentas pesut tersebut. Eksperimen sirkus bawah air ini tak sedikit butuh pengorbanan. Dari enam ekor lumba-lumba air tawar yang ditangkap di daerah aliran sungai Mahakam, Kal-Tim, Oktober 1974, tiga ekor meninggal sesampainya di Jakarta. Ini mungkin akibat "tekanan mental dan fisik setelah pindah sejauh 1540 km dari tempat asalnya," kata Sukiman Hendrokusumo MSc, manajer umum Pentas Pesut Ancol kepada TEMPO. Sebabnya pengangkutan keenam ekor pesut dari anak sungai Mahakam ke Jakarta mustinya cuma 24 jam. Namun pesawat Dakota DC-3 yang menerbangkan keenam pesut itu dari lapangan minyak Andil II ke Jakarta terpaksa menginap dulu di lapangan terbang Sepinggan, Balikpapan. Akhirnya tiga hari penuh habis untuk perjalanan itu. Begitu lama berada di udara terbuka, tiga ekor pesut itu jadi kering kulitnya -- dan mati. Di luar korban itu adalah biaya. Pembangunan pentas pesut itu (dapat menampung 350 penonton) menghabiskan biaya 167 juta rupiah. Biaya penangkapan keenam ekor pesut (dengan risiko kematian 50%) serta pemeliharaan dan latihannya selama 3« tahun menelan biaya 36 juta rupiah. Untuk apa semua itu? Keuntungan? Mungkin tidak. Harga karcisnya berkisar antara 200 sampai 500 rupiah seorang. Biarpun tribune pentas pesut itu tiap hari penuh terisi, baru dalam 5« tahun modal Gelanggang Samudera Ancol itu kembali. "Memang bukan tujuan pesut ini untuk dikomersiilkan," tukar Tas'an, wakil manajer umum Gelanggang Samudera. Katanya lagi: "Kta malah rugi terus." Ia menjelaskan: Setiap pesut makan 6 sampai 8 kg ikan mas sehari. Sekilo ikan mas harganya sekitar Rp 1000. Belum lagi biaya tambahan untuk vitamin-vitamin. Bagi Tas'an, biaya pemeliharaan yang begitu besar itu hanya dapat dibenarkan dari sudut ilmu pengetahuan. Alasannya: "Orang datang ke pentas pesut bukan cuma untuk dihibur, tapi juga untuk belajar." Masalahnya sekarang: untuk menyelenggarakan sirkus pesut ini secara kontinyu, stok pesut harus selalu diperbaharui. Maka Juli depan, tim ekspedisi Gelanggang Samudera akan berangkat lagi ke Sungai Mahakam yang sedang susut airnya, untuk menangkap 6 sampai 8 ekor pesut baru. Apakah penangkapan baru nanti itu tak akan mengganggu kelestarian sang pesut Mahakam? "Sudah ada izinnya, demi untuk ilmu pengetahuan dan masyarakat," sahut Tas'an. Namun Sukiman Hendrokusumo, lulusan Fakultas Biologi Laut Universitas Leningrad, Uni Soviet, mengakui: "Jumlah pesut Mahakam ini sudah sangat terbatas, sehingga sangat perlu kita lindungi dari kepunahan." Tim ahli Gelanggang Samudera Jaya Ancol yang sudah beberapa kali bolak-balik ke Mahakam menghubungkan soal kelestarian pesut itu dengan pembiakannya yang sangat lambat. Umur maksimal yang dapat dicapai seekor pesut hanya 20 tahun. Mamalia itu dewasa antara 6 sampai 8 tahun. Hidupnya berpasang-pasangan tetap, seperti manusia. Beranaknya juga satu-satu, setelah sang janin dikandung di rahim induknya selama 11-13 bulan. Sang bayi pesut menyusu sampai 18 bulan lamanya, baru dia dapat mencari makanannya sendiri. Melihat masa mengandung dan menyusui yang begitu lama (sampai 20 bulan), boleh jadi sepasang pesut Mahakam hanya punya turunan 4 tahun sekali. Mengingat umur produktif sang betina dewasa juga sangat pendek, sepasang pesut itu pun mungkin hanya punya turunan 4 - 5 ekor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus