Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
September tahun lalu, Dennish Tjandra harus kembali pulang ke Jakarta dan merelakan bulan madu bersama istrinya di Bali terganggu. Pria berusia 29 tahun tersebut harus bergegas menghadiri pengumuman kompetisi Start-up World Cup Regional Finale Indonesia. Meski tidak menjadi juara satu, sang istri legawa waktunya diganggu. "Istri saya dukung banget," ujar dia di SCBD, Jakarta, Kamis lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alumnus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Parahyangan Bandung ini adalah pendiri dan kepala eksekutif usaha rintisan (start-up) di bidang jasa kecantikan, Hello Beauty. Perusahaan yang didirikan pada akhir 2015 tersebut menjadi market place yang menyediakan berbagai macam layanan kecantikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hello Beauty menjadi platform market place jasa layanan khusus kecantikan wanita, dari make up artist (MUA), rambut, hijab, kuku, sulam alis, hingga eyelash extension. Semua layanan tersebut bisa dipilih pengguna sesuai dengan selera. Layanan yang disediakan Hello Beauty meliputi jasa make up dan hairdo, wedding make up, pre-wedding, photoshoot, komersial, hingga make up untuk sehari-hari, serta layanan kecantikan lainnya, seperti rambut, hijab, kuku, sulam alis, dan eyelash extension.
Selain itu, pengguna tak hanya dapat memilih jasa layanan kecantikan, tapi juga dapat memilih berdasarkan lokasi dan tarif jasa layanan mulai dari Rp 250 ribu hingga puluhan juta rupiah. Pengguna cukup mengunjungi situs Hello Beauty atau mengunduh aplikasi Android untuk memilih lebih dari 8.000 make up artist rekanan yang ada. Layanan yang diberikan tak hanya kecantikan, tip kesehatan dan pernak-pernik kehidupan wanita pun bisa dinikmati oleh pengguna.
Semua bermula ketika istri Tjandra kesulitan mencari make up artist untuk keperluan sebuah undangan pernikahan yang cukup mendadak. Menurut dia, mencari make up artist di media sosial semisal Instagram ternyata tidak mudah. Padahal cukup dengan menulis #makeupartist, kita bisa langsung mendapat puluhan rekomendasi yang bisa dipilih. "Saya hubungi 20 lebih make up artist , tapi tidak dapat dari segi harga dan waktu," kata Dennish.
Dari situ, dia menyadari ada peluang bisnis yang bisa dikerjakan. Dennish mendirikan platform e-commerce yang khusus menjadi tempat menjual berbagai jasa kecantikan. Dia pun mengajak salah seorang temannya yang bernama Pradana Dyaksa untuk mencoba peruntungan. "Saya dan Pradana teman sekampus dan sama-sama kerja di Rocket Internet," kata dia. Keyakinan makin menguat setelah dia melihat belum ada portofolio e-commerce jasa kecantikan di kantor lamanya tersebut.
Founder dan Co-Founder HelloBeauty, Dennish Tjandra dan Pradana Dyaksa. Dok. HelloBeauty
Meski market place sudah banyak, Kepala Operasional Hello Beauty Pradana Dyaksa mengatakan berdagang produk jasa memiliki tantangan tersendiri. Sebagai pembeda, Hello Beauty tak menarik komisi ke pelapak. Para pelapak yang terdaftar diberikan pilihan untuk berlangganan layanan tambahan yang disediakan Hello Beauty, misalnya mesin akuntansi, SEO, asisten virtual, dan sistem pembayaran. Walhasil, 8.000 MUA rekanan setia berlangganan layanan yang diberikan. "Kami membantu mereka untuk berkembang secara bisnis juga," ujar dia.
Karena itu pula, Pradana tak begitu khawatir jika rekanan dan pengguna by pass layanan tanpa aplikasi. Sebab, berbagai layanan sistem yang disediakannya cukup membantu para rekanan sambil saling memupuk kepercayaan. Dua tahun berjalan, Hello Beauty sudah mencatat satu juta transaksi.
Ke depannya, tim yang digawangi lebih dari 20 orang tersebut akan meningkatkan jangkauan layanan yang saat ini baru mencakup 35 kota besar. Layanan langganan bagi mitra juga direncanakan menghadirkan layanan chatbot. Hello Beauty sedang menggodok rencana peluncuran produk kecantikannya sendiri. Berbagai rencana ekspansi tersebut didukung oleh pendanaan awal (seed) miliaran rupiah dari modal ventura asal Indonesia, Nest Corp, Maret lalu.
Pradana optimistis ceruk bisnis di jasa kecantikan masih luas. Banyak fenomena baru yang terungkap sejak dirinya menjalankan start-up ini dua tahun belakangan. Karena media sosial, wanita makin sering bersolek maksimal tak hanya untuk acara-acara umum, misalnya pernikahan dan wisuda. "Sekarang banyak yang dandan rapi sekali cuma buat makan malam biasa doang," ujar Pradana.
Dennish menambahkan, layanan make up artist juga bisa bernilai selangit. Dia mencontohkan, ongkos make up artist yang didatangkan langsung dari Rusia untuk mendandani Luna Maya menjadi Suzanna bisa tembus Rp 1 miliar. "Memang kebanyakan harga di kami cukup liar, tapi pasar semakin mengerti kalau ada barang, ada kualitas," kata Dennish. ANDI IBNU
Nama entitas: Hello Beauty
Sektor: market place jasa kecantikan
Berdiri: Q4 2015
Pendiri:
Dennish Tjandra (Kepala Eksekutif)
Pradana Dyaksa (Kepala Operasional)
Pendanaan:
Bootstraping (2015)
Seeding Round (Maret 2018)
Alamat: Menara Mandiri II. Jalan Jenderal Sudirman Kavling 54–55, Jakarta Selatan
Situs: hellobeauty.id
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo