Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari tragedi lahir inovasi. Untuk mencegah terulangnya penembakan yang tak diinginkan seperti yang terjadi di kampus Virginia Tech bulan lalu, para peneliti di Amerika Serikat bekerja keras menemukan teknologi baru yang bisa mengamankan penggunaan senjata api. Tragedi Virginia telah menewaskan 32 mahasiswa dan dosen.
New Jersey Institute of Technology pekan lalu mengumumkan berhasil merancang pistol cerdas. Pistol ini memiliki sensor biometrik di pegangannya. Dengan sensor ini, senjata api tersebut tak bisa digunakan sembarang orang. Pistol akan macet bila dipakai oleh orang yang tak memiliki izin.
”Teknologi ini tak dirancang untuk melihat niat jahat seseorang,” kata Donald Sebastian, Direktur Proyek Our Dynamic Grip Recognition di universitas itu. Sebastian mengklaim tingkat akurasi pistol cerdas dalam mengenali orang yang memiliki izin mencapai 98 persen.
Kunci dari senjata itu terletak pada biometrik. Aspek biometrik memang ditambahkan untuk menaikkan tingkat keamanan. Ada alat yang berdasarkan identifikasi sidik jari, bentuk wajah, lekuk di tangan, selaput pelangi mata, retina mata, suara, dan tanda tangan.
Pistol cerdas ini sanggup mengidentifikasi lekukan tangan si penggenggam. Persis seperti kita memegang raket tenis atau tongkat golf. New Jersey Institute kemudian membuat database lekukan tersebut dan menghubungkannya dengan sensor di dalam pistol. Sebastian baru akan memproduksi massal pistol ini jika tingkat akurasinya mencapai 99,99 persen.
”Pawang Hujan” di Beijing
Penyelenggara Olimpiade Beijing 2008 ternyata lebih takut pada hujan ketimbang pada teroris. Mereka amat khawatir hujan deras akan mengguyur pesta pembukaan olimpiade pada 8 Agustus 2008 dan upacara penutupan. Pola cuaca selama 30 tahun terakhir menunjukkan pada tiap awal Agustus, Beijing selalu basah.
Agar perhelatan besar itu tetap lancar, Cina merancang cara agar hujan tidak datang pada saat pesta olahraga dunia itu berlangsung. Caranya, para ahli meteorologi akan menerbangkan roket yang berisi zat-zat kimia untuk ditebarkan di angkasa ibu kota Cina. Zat kimia itu akan merangsang benih hujan agar turun lebih cepat dan bakal habis menjelang olimpiade. Intervensi zat tersebut juga mempunyai manfaat lain. ”Membersihkan polusi udara di Beijing yang selama ini parah,” kata Wang Jianjie, seorang peneliti di Biro Meteorologi Beijing.
Radar Pengawas Pantai
Indonesia rugi Rp 188 triliun setiap tahun akibat pencurian ikan, pasir laut, penyelundupan bahan bakar minyak, dan kejahatan laut lainnya. Kerugian itu bisa ditekan jika pembuatan radar pengawas pantai yang dikembangkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) rampung.
Tahun ini, peneliti dari Pusat Penelitian Elektronika dan Komunikasi LIPI akan menyelesaikan bagian pemancar dan penerima radar. ”Tabrakan kapal, kecelakaan yang mengakibatkan tenggelamnya kapal, beroperasinya kapal ilegal juga bisa dicegah dengan radar ini,” kata Mashury Wahab, kepala bidang telekomunikasi pusat penelitian tersebut, April lalu.
Menurut Mashury, biaya pembuatannya hanya memakan sepersepuluh harga radar pengawas pantai impor. Untuk merancang radar yang sudah bisa digunakan pada akhir 2007, LIPI bekerja sama dengan Universitas Teknik Delft, Belanda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo