Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Rehabilitasi 704 Sekolah Rusak Akibat Gempa Cianjur Ditargetkan Rampung 3 Bulan

Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menargetkan pembangunan sekolah yang rusak akibat gempa dapat selesai dalam tiga bulan ke depan.

9 Januari 2023 | 20.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah siswa melakukan simulasi gempa saat kegiatan belajar mengajar di tenda sekolah darurat di SDN Citamiang, Sarongge, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin 9 Januari 2023. Sebanyak 262 siswa melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam tenda darurat bantuan PMI Kabupaten Cianjur karena ruang kelas sekolah tersebut rusak akibat gempa Cianjur. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menargetkan pembangunan sekolah yang rusak akibat gempa dapat selesai dalam tiga bulan ke depan. Target itu ditetapkan agar para siswa dapat kembali belajar dengan normal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk segera melakukan perbaikan dan pembangunan sekolah yang rusak berat atau ambruk agar dapat digunakan kembali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami mohon doanya, dari 704 bangunan sekolah yang rusak sedang dalam pembangunan kembali, dapat tuntas dalam tiga bulan ke depan. Sehingga siswa dapat menjalani dapat belajar di dalam kelas dengan baik," katanya pada Senin, 9 Januari 2023.

Pembangunan kembali ruang kelas di masing-masing sekolah yang ambruk akibat gempa magnitudo 5,6 yang mengguncang Cianjur, Senin, 21 November 2022, langsung ditangani Kementerian PUPR sehingga dipastikan dalam target waktu tersebut dapat tuntas.

Pascagempa, para siswa memulai hari pertama masuk sekolah pada hari ini Senin, 9 Januari 2023. Sebagian besar siswa di wilayah terdampak parah seperti Desa Ciputri, Kecamatan Pacet hingga di Kecamatan Cugenang di Desa Nagrak menjalani proses belajar mengajar di tenda.

Meski terdapat beberapa ruang kelas yang masih layak digunakan, namun pihak sekolah memilih mendirikan tenda agar anak-anak dapat dengan tenang dan aman belajar. Kegiatan belajar mengajar para ssiwa sempat terhenti selama lebih dari sebulan akibat gempa. 

Guru SDN Citamiang, Neuis Hendrayati  mengatakan dari delapan ruang kelas yang dimiliki sekolah tempatnya mengajar, sebagian besar rusak berat. Namun, ada beberapa ruang yang masih dapat digunakan tapi pihak sekolah memilih tenda yang aman.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus