SEHARI-HARI ia gemar memakai sueater, Baju itu dan celananya
yang tampak kusut, agak kedodoran, mengesankan penampilan Albert
Einstein. Apalagi bila--dengan senyumnya yang tulus dan
rambutnya yang halus memutih--ia membelakangi papan tulis penuh
coretan rumus yang jelimet. Tapi itu bukan rumus fisika seperti
hasil coretan Einstein, melainkan rumus ekonomi. Dengan bahasa
rumus itu James Tobin memang akrab. Sejak tahun 1950 ia mengajar
ilmu ekonomi di Universitas Yale, Amerika Serikat.
Tobin, yang kini berusia 63 tahun, tidak hanya mengajar. Sejak
meraih gelar PhD (ekonomi) Universitas Harvard tahun 1947, ia
tak berhenti meneliti. Selama lebih 35 tahun Tobin menulis
berbagai buku serta mengembangkan berbagai teori ekonomi,
terutama ekonomi moneter. Itu sebabnya Akademi Ilmu Pengetahuan
Kerajaan Swedia menilainya pantas menerima hadiah Nobel untuk
ilmu ekonomi tahun ini.
Keputusan dalam Oktober itu menjadikan Tobin warga AS ke-lo yang
menerima hadiah Nobel di bidang ekonomi. Penelitian Tobin
meliputi spektrum yang luas sekali. Dari metode ekonometrika dan
teori ekonomi formal tentang risiko sampai teori tentang
perilaku rumahtangga dan pausahaan, teori umum tentang ekonomi
makro dan analisa terapan tentang kebijaksanaan ekonomi. Tapi
kontribusinya yang terutama dan terpenting, menurut komite
seleksi Akademi Swedia itu, ialah sekitar soal pasaran finansial
dan relasinya dengan keputusan konsumsi serta investasi,
produksi, kesempatan kerja dan harga.
Kontribusi penting Tobin itu didasarkan atas sebuah teori, teori
seleksi portfolio, yang mengungkapkan cara rumahtangga dan
perusahaan mengelola harta milik mereka. "Prinsipnya hanya
jangan sampai menyimpan semua telur dalam satu keranjang," ujar
Tobin yang memang selalu sederhana. Konsepsinya itu memungkinkan
para ekonom melacak efek kebijaksanaan moneter, besarnya
sukubunga bebas' dan laju inflasi berdasarkan pertimbangan
investasi.
Sebelum Tobin mempakenalkan teorinya itu, para ekonom menganggap
orang secara otomatis berusaha memperoleh untung
sebesar-besarnya atas investasinya. Tobin menunjukkan bahwa para
investor cenderung tidak hanya mencari keuntungan yang terbaik,
tapi juga mengimbangi investasi itu, sesuai kenyataan risiko
menyeluruh pada saat itu. Berdasarkan itu Tobin melakukan suatu
analisa cermat sekiur kondisi ekonomi dan kebijaksanaan
stabilisasi selar ma beberapa dasawarsa terakhir. Bahkan di luar
dugaan Tobin sendiri, teorinya itu menjadi dasar kebijaksanaan
menganalisa anggaran berimbang dan nilai pertukaran selama tahun
1970-an.
Banyak fihak meraba arti tersendiri dalam keputusan Akademi
Swedia itu. Soalnya Tobin -- yang amat terkesan oleh teori
ekonomi John Maynard Keynes dan bahkan kemudian oleh banyak
orang dianggap sebagai tokoh utama pemikiran ekonomi pasca
Keynes--sangat mengritik kebijaksanaan ekonomi yang ditempuh
Presiden Ronald Reagan. Kebijaksanaan itu yang lebih dikenal
dengan nama Reaganomics pada dasarnya bertentangan dengan
pandangan ekonomi Keynes.
Tobin pernah menjelaskan kepada sejumlah ahli ekonomi dari
Kongres AS bahwa kebijaksanaan anggaran ketat pemerintahan
Reagan, yang diharapkan bisa mengatasi inflasi, justru bakal
menghasilkan suatu resesi. Dia bahkan memperingatkan khalayak
ramai agar tidak diperdaya okh citra keyakinan Reagan atas
program ekonominya itu. Dia mempertanyakan kebijaksanaan Reagan
yang mengurangi pengeluaran di sektor publik, peningkatan
anggaran untuk pertahanan serta pengurangan pajak besar-besaran.
Kebijaksanaan itu seakan memperbesar jutang antara tingkat
kehidupan orang kaya dan orang miskin, tanpa menanggulangi
Stagflasi, kata Tobin sebelum keputusan Akademi Swedia itu.
Tapi komite seleksi pemenang hadiah Nobel di Stockholm itu
menandaskan pertimbangan mereka tak ada hubungan dengan
kecenderungan politik Tobin. Hadiah US$ 180.000 (Rp 115 juta)
itu diberikan berdasarkan kontribusi ilmiah Tobin selama
berpuluh tahun dan terutama atas teorinya tentang seleksi
portfolio. Bukti Akademi Swedia itu tak menghiraukan
kecenderungan politik-setidaknya dalam ekonomi--ialah ketika
tahun 1976 hadiah Nobel itu diberikan kepada Milton Friedman,
ekonom Amerika lainnya. Pandangan Friedman sangat bertentangan
dengan pandangan -ekonomi Keynes.
Tobin sendiri menamakan dirinya "orang Keynes yang tak dipercaya
lai" tapi Wassily Leontief, pemenang hadlah Nobel ekonomi dari
Universitas Harvard tahun 1973 berpendapat lain. "Tobin mewakili
pemikiran teori ekonomi terbaik dalam mazhab Keynes," kata
Leontief.
Sederhana & Merendah
Meski Tobin sangat terpandang dan sering bertindak sebagai
penasihat pada berbagai instansi pemerintah, ia tetap sederhana.
Kegemarannya tidak banyak di luar studi dan pengajarannya. Ia
suka naik sepeda untuk menjaga kondisi badan dan seperti
kebanyakan orang Amerika, gandrung pada baseball. Ia paling
senang mengajak makan siang mahasiswanya secara bergantian,
mendiskusikan topik ekonomi.
Ketika gurubesar bersuara lembut itu dalam tahun 1961 diminta
Presiden Kennedy untuk duduk dalam Dewan Penasihat Ekonomi,
Tobin pun merendah. Dia bahkan memperingatkan Kennedy mengenai
dirinya. "Saya semacam ekonom menara gading," ujar Tobin. "Tak
apa," jawab Kennedy, "saya pun semacam presiden menara -
gading."
Ketika diberitahu ia memenangkan hadiah Nobel itu, Tobin merasa
terkejut. Belum jelas baginya cara menginvestasikan uang hadiah
yang bakal ia terima 10 Desember. Sementara istrinya, Elizabeth
Fay Ringo atau sehari-hari "Betty", ingin membelikan James
sebuah sepeda baru dan menyewa sebuah pesawat televisi agar
suaminya itu bisa nonton World Series (perebutan kejuaraan dunia
baseball).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini