Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Seperti Apa Laba-laba 16 Juta Tahun Lalu? Ini Temuan Fosilnya di Australia

Tak hanya laba-laba yang terawetkan sempurna di situs arkeologi ini, menyediakan wawasan tentang rupa Australia di zaman miocene.

8 Januari 2022 | 20.42 WIB

Fosil laba-laba mygalomorph dari situs McGraths Flat, Australia. Foto : Michael Frese
Perbesar
Fosil laba-laba mygalomorph dari situs McGraths Flat, Australia. Foto : Michael Frese

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah fosil yang terawetkan sempurna dari seekor laba-laba mygalomorph (Mygalomorphae, jenis tarantula ada di dalamnya) ditemukan oleh para peneliti yang sedang melakukan ekskavasi di McGraths Flat, situs di New South Wales, Australia. Laba-laba berukuran panjang empat sentimeter itu diperkirakan hidup sekitar 11-16 juta tahun lalu, ketika kawasan situs itu diyakini masih berupa hutan hujan yang rapat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Ini tidak seperti yang kita lihat hidup di masa sekarang di Australia,” kata anggota tim peneliti itu, Matthew McCurry dari Museum Research Institute Australia. Seperti yang dipublikasikan dalam jurnal Science 7 Januari 2022, McCurry menambahkan, “Satu dari cirinya yang sangat berbeda adalah ukuran dari kaki-kaki depannya—ini laba-laba yang ekstrem besar.”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Di McGraths Flat, para peneliti menemukan fosil tanaman, serangga dan hewan vertebrata terawetkan sama baiknya. Situs itu mengantar para arkeolog menyelami rupa Australia di zaman Miocene. “Situs memelihara bahkan struktur jaringan di dalam spesimen,” kata peneliti yang lain, Michael Frese, dari University of Canberra.

Dengan menganalisis beberapa fosil daun, McCurry, Frese dan kolega mereka merekonstruksi iklim masa lalu di wilayah itu menggunakan pemodelan komputer. Pemodelan memunculkan angka suhu rata-rata tahunan sekitar 17 derajat Celsius. Mereka juga menemukan, dari pemodelan itu, bahwa selama tiga bulan terbasah dan terkering setiap tahunnya, curah hujan setiap bulannya sekitar 962 dan 254 millimeter.

Dalam situs itu pula para peneliti menemukan bukti interaksi antar organisme. Sebagai contoh, mereka menemukan satu kerang air tawar menempel di sirip seekor ikan, yang artinya kerang itu menggunakan ikan untuk berpindah-pindah dan mencari makan.

Mereka juga menemukan cacing parasit mikroskopis yang kelihatannya telah menumpang bertualang di punggung kumbang tanduk panjang. “Tingkatan pembentukan fosilnya memungkinkan kami mendapatkan gambaran tak terduga ke dalam ekosistem hutan hujan purba ini seperti apa,” kata McCurry, yang juga pakar paleobiologi di National Museum of Natural History, Institut Smithsonian, Wanshington, AS.

Situs McGraths Flat, Frese menambahkan, telah mendekatkan jarak pengetahuan ke masa prasejarah Australia. Menurutnya, tidak situs fosil lain yang menyediakan informasi zaman Miocene di Australia.

Periode Miocene dinilai sangat penting karena saat itulah Australia mulai berubah menjadi jauh lebih kering dan hampir semua ekosistem modern-nya mulai berkembang. “Ini bisa dibilang adalah cerita asal usul Australia,” kata McCurry lagi.

NEW SCIENTIST, SCIENCE


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus