Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di sela-sela agenda superpadat dalam perhelatan Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meluangkan waktu untuk tidak membahas ekonomi dan moneter, Selasa dua pekan lalu. Menteri Keuangan terbaik dunia ini meluangkan waktu memenuhi undangan peresmian sebuah bangunan berwarna putih yang khusus dipergunakan untuk pameran seni di Nusa Dua bernama Bali Art.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Bali tak hanya penuh pemandangan indah, tapi juga karya seninya, sudah seharusnya punya wadah seperti ini. Buat saya pribadi, melihat berbagai karya seni bisa membuat rileks," kata Sri Mulyani. Gedung seluas 1.000 meter persegi tersebut menjadi pusat pameran seni kontemporer pencinta seni selain Art Jogjakarta di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Siapa menyangka, bangunan Bali Art yang hampir menyandang status mangkrak karena pembangunannya tak dilanjutkan kini berdiri megah. Kelanjutan pembangunan Bali Art diputuskan setelah beberapa insinyur menyanggupi penyelesaiannya dengan memanfaatkan aplikasi manajemen proyek Manpro (PT Manpro Teknologi Indonesia). Aplikasi ini membantu manajemen dokumen dan proses pembangunan menjadi lebih rapi dan cepat sejak awal tahun.
Manpro, yang didirikan oleh Zaki Muliawan tahun lalu, merupakan perusahaan rintisan pengembang aplikasi khusus dalam solusi bidang manajemen proyek konstruksi. Dengan aplikasi ini, proses pembangunan seperti penggunaan bahan bangunan dan laporan berkala dapat dipantau melalui telepon seluler. "Bangun proyek konstruksi melibatkan pemilik proyek, kontraktor, hingga pemilik dana," ujar dia kepada Tempo.
Zaki, yang juga bekas insinyur PT Adaro Energy Tbk, tahu betul bagaimana keruwetan ketika mengerjakan proyek. Laporan yang jitu bakal membuat pemilik proyek dan pemilik dana dapat efisien memantau perkembangan proyeknya. "Misalnya, ada pengusaha yang sedang membangun 10 proyek bersamaan, tidak mungkin kan berkeliling satu hari buat pantauan langsung?" kata dia.
Dia menuturkan, dalam manajemen proyek, sering terjadi revisi alokasi dana atau kebutuhan material pada saat pengerjaan, baik disengaja maupun tidak disengaja. Walhasil, penghitungan alokasi dana dan waktu menjadi keniscayaan dalam setiap proyek. Dokumentasi, menurut Zaki, menjadi faktor penentu yang mempengaruhi rapor ihwal kualitas sebuah proyek.
Zaki mengatakan keunggulan aplikasinya ada pada mode customize yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Setiap proyek akan bisa dipantau langsung oleh pemilik, manajer proyek, kontraktor, dan konsultan. "Kalau pemilik mau dibuat kalkulasi bujet juga bisa," ujar dia. Berbagai data sensitif yang bersifat rahasia pun digaransi tidak akan bocor karena tersimpan dengan aman melalui sistem komputasi awan.
Sebagai insinyur, Zaki berharap aplikasi ini bisa membantu pekerja lapangan dalam meningkatkan kualitasnya. Musababnya, petugas lapangan seperti mandor dan manajer proyek menjadi tumpuan keberhasilan pengerjaan proyek. Manajer proyek harus teliti dan siap melaporkan berbagai kemajuan proyek kapan saja dan apa adanya. Tak hanya laporan berupa input data angka dan tulisan, laporan gambar foto juga langsung terpantau oleh pemilik, kontraktor, dan konsultan.
Berbagai ramuan komponen kinerja bisa dipesan sesuai dengan keinginan klien agar menghasilkan indikator keberhasilan proyek yang positif. Berbagai layer proses pengerjaan pun bisa disetel bagi yang mau mengejar ketepatan waktu. "Enaknya kalau nanti diaudit tidak perlu siapkan dokumen baru lagi karena transparan," ujar dia. Namun Zaki menggarisbawahi berbagai persoalan hukum, seperti perizinan, yang menjadi tanggung jawab penuh pemilik proyek.
Setahun berjalan, Zaki mengklaim sudah hampir ratusan proyek yang menggunakan aplikasinya. Tak hanya gedung, jembatan hingga konstruksi pembangkit listrik pun bisa menggunakan aplikasi ini. "Tapi karena baru kami masih hanya melayani skema business to business saja, arah untuk proyek ketengan perorangan sudah ada," ujar dia. Untuk bisa mendapatkan layanan Manpro, Zaki hanya mematok biaya langganan mulai dari Rp 2,5 juta per bulan.
Kepercayaan investor dari kalangan badan usaha milik negara juga mulai tampak. Akselerator Plug & Play Indonesia menjodohkan Manpro dengan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk untuk mengawasi pembangunan rumah terjangkau. "Kami sebagai bank juga harus menjalankan transformasi digital supaya tidak ketinggalan dan lebih efisien," ujar Direktur Utama BTN Maryono.
Zaki tak menampik penilaian bahwa masih banyak kekurangan dalam aplikasinya. Begitu juga tenaga profesional yang menuntut gaji besar. Namun dia optimistis bisnisnya bakal moncer karena pembangunan proyek yang efisien tapi tetap berkualitas merupakan kebutuhan penting. "Di Amerika Serikat bahkan proyek pemerintah bisa dilihat perkembangannya oleh masyarakat," ujar dia. ANDI IBNU
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo