Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 kemungkinan dimulai ketika hewan yang terinfeksi menularkan virus SARS-CoV-2 ke manusia di pasar hewan hidup di Wuhan, Cina. Dilaporkan dalam tinjauan kritis yang diterbitkan dalam jurnal peer-review Cell, 21 ilmuwan dari seluruh dunia menyajikan bukti bahwa skenario tersebut lebih mungkin daripada teori yang menyebutkan bahwa virus berasal dari sebuah kecelakaan laboratorium.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ahli virologi evolusioner dari University of Utah Health, Amerika Serikat, yang juga penulis studi, Stephen Goldstein, menjelaskan diskusi tentang asal mula pandemi telah dipolitisasi dan semakin memanas. “Dan kami merasa waktu yang tepat untuk melihat secara kritis semua bukti yang ada,” ujar dia, seperti dikutip Medical Xpress, Senin, 23 Agustus 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Goldstein menulis studi itu bersama dengan ilmuwan lainnya, di antaranya Edward Holmes dari University of Sydney, Australia, dan Andrew Rambaut dari University of Edinburgh, Inggris. Menurutnya mencegah pandemi di masa depan membutuhkan kemauan politik yang tepat untuk memotong rute virus ini memasuki populasi manusia. “Tapi berfokus ke arah yang salah akan menghalangi upaya itu terjadi,” katanya lagi.
Berikut penjelasan detail Goldstein mengenai asal-usul Covid-19:
1. Pasar hewan episentrum awal Covid-19
Peta yang menunjukkan lokasi geografis gelombang pertama kasus Covid-19 pada Desember 2019, menunjukkan awal mula muncul di dekat lokasi Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di Wuhan, Cina. Juga pasar lain yang dilaporkan memiliki perdagangan hewan hidup.
Dalam minggu-minggu berikutnya, kasus menyebar ke luar secara geografis. Kasus-kasus itu diikuti oleh kematian berlebihan pada Januari 2020, penanda kedua bagaimana virus menyebar ke seluruh populasi. Demikian pula, kematian itu awalnya dilokalisasi di dekat pasar hewan.
"Ini memberi tahu kita di mana epidemi dimulai dan di mana penularan intens dimulai," tutur Goldstein sambil menambahkan bahwa hal ini menunjukkan epidemi dimulai di pasar di distrik itu, pasar Huanan dan mungkin juga pasar lain.
2. Kurang bukti kebocoran lab
Institut Virologi Wuhan, yang sering disebut sebagai sumber kebocoran laboratorium, juga ditandai di peta, tapi jauh dari pasar hewan hidup. Tak satu pun dari kasus pertama yang terdokumentasi—atau kematian berlebihan dalam minggu pertama kemunculannya—terletak di dekat lokasi itu.
Selain itu, tak satu pun dari kasus terdokumentasi pertama dilaporkan terkait dengan staf di laboratorium. Tidak ada bukti bahwa para peneliti di institut tersebut bekerja dengan SARS-CoV-2 atau virus yang terkait erat.
3. Penyakit menular pada manusia sering kali berasal dari hewan
Covid-19 bukanlah penyakit menular berbasis virus corona pertama yang terkait dengan pasar hewan. Wabah SARS tahun 2002 dan 2003, penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV, dikaitkan dengan pasar di Cina yang menjual hewan hidup.
Selain SARS-CoV dan SARS-CoV-2, lima virus corona lainnya telah menyeberang ke manusia dari hewan dalam 20 tahun terakhir. Dikombinasikan dengan pengamatan bahwa sebagian besar virus pada manusia, baik virus corona maupun jenis virus lainnya, berasal dari hewan yang terinfeksi. “Maka tidak disangka SARS-CoV-2 telah memasuki populasi manusia dengan cara yang sama,” kata para penulis.
4. Tak ada tanda virus buatan manusia
Argumen berulang untuk teori kebocoran laboratorium adalah bahwa virus itu, SARS-CoV-2, membawa kode genetik pendek tertentu yang kadang-kadang direkayasa menjadi produk laboratorium. Untuk menyelidiki, para peneliti sebelumnya telah menganalisis urutan genetik dari beberapa virus corona dan menemukan kode yang dimaksud adalah hal yang biasa di antara mereka.
Penulis tinjauan ini lebih lanjut menentukan bahwa kode spesifik dalam SARS-CoV-2 tidak sempurna dan karena itu tidak akan menjalankan fungsinya dengan baik. Menurut peneliti, tidak ada alasan logis mengapa virus yang direkayasa akan memanfaatkan situs pembelahan furin yang suboptimal, yang akan memerlukan prestasi rekayasa genetika yang tidak biasa dan kompleks yang tidak perlu. “Pemeriksaan urutan virus belum menemukan tanda-tanda potensial lain dari manipulasi yang disengaja,” tutur peneliti.
Sementara sejumlah besar bukti ilmiah mendukung SARS-CoV-2 yang berasal dari satwa liar, namun hewan-hewan itu belum ditemukan. "Kami tidak bisa mengesampingkan kemungkinan kecelakaan laboratorium," ujar Goldstein, dan menerangkan hal itu tidak bisa ditolak sepenuhnya, tapi sangat tidak mungkin. “Tidak ada bukti untuk itu sekarang."
MEDICAL XPRESS | CELL