Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Hong Kong -Sebuah studi baru menemukan bahwa subvarian Omicron BA.2, yang banyak mempengaruhi populasi dunia awal tahun ini, bereplikasi atau berlipat ganda lebih cepat daripada strain lain di sel otak. Selanjutnya, subvarian ini menyebabkan kematian sel terprogram yang lebih cepat di otak manusia.
Menelisik Perilaku Subvarian Omicron
Dalam studi ini, para peneliti dari University of Hong Kong dan Chinese University of Hong Kong mengembangkan sel di laboratorium yang meniru sel otak manusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemudian, mereka memaparkan sel-sel otak ini dengan varian Omicron BA.1 dan BA.2, serta galur Delta sebelumnya dan galur virus Corona asli dari wabah Wuhan pada awal pandemi. Temuan penelitian ini dipublikasikan di jurnal sains Nature.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengujian itu bertujuan untuk mengetahui bagaimana subvarian Omicron berperilaku berbeda dalam pengaruhnya terhadap sel otak, dibandingkan dengan strain COVID sebelumnya.
Baca juga : Peta Kasus Covid-19, Mengenal Varian Omicron Baru BQ.1 dan BQ.1.1
Dalam percobaan pada sel otak depan dan otak tengah in vitro, para peneliti menemukan bahwa subvarian Omicron BA.2 bereplikasi jauh lebih cepat daripada strain lainnya. Itu juga ditemukan untuk menginduksi tingkat interferon yang lebih rendah daripada jenis lainnya. Interferon adalah protein yang dikeluarkan oleh tubuh manusia sebagai mekanisme pertahanan terhadap infeksi virus.
Para peneliti mengatakan bahwa Omicron BA.2 memicu tingkat kematian sel terprogram yang jauh lebih tinggi setelah infeksi sel otak jika dibandingkan dengan jenis lainnya. Para peneliti juga mengamati varian Omicron baru, yakni BA.4.1 dan BA.5.2 untuk menguji kemampuan mereka untuk bereplikasi dalam sel otak manusia. Baik BA.4.1 dan BA.5.2 merupakan cabang dari BA.2. Para peneliti menemukan bahwa BA.5.2 dapat mereplikasi jauh lebih cepat daripada BA.4.
Varian Omicron BA.5 dan BA.4 telah menyusul BA.2 dalam beberapa bulan terakhir. Selanjutnya, BQ.1, yang merupakan turunan dari Omicron BA.5, telah menjadi subvarian dominan di Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa.
“Meski ebagian besar pasien selamat dari infeksi, gejala sisa pasca-Covid-19, termasuk manifestasi neurologis adalah hal biasa, namun peningkatan efisiensi BA.2 untuk mereplikasi dan menyebabkan apoptosis [kematian sel terprogram] di organoid otak terlihat mengkhawatirkan. Ini menunjukkan bahwa konsekuensi jangka panjang dari infeksi subvarian Omicron BA.2 di sistem saraf pusat (SSP) harus dipantau secara ketat,” tulis para peneliti.
HATTA MUARABAGJA
Baca juga : Komplit, Begini Kasus Covid-19 Kembali Naik Dipicu Omicron XBB
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.