Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Tempat Tidur Kita Lebih Kotor dari Sarang Simpanse?

Penelitian terbaru menunjukkan tempat tidur manusia ternyata lebih kotor dari sarang simpanse.

18 Mei 2018 | 15.41 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Simpanse ini memegangi kepalanya ketika difoto, seakan ia baru saja teringat suatu hal penting. Dailymail.co.uk

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta – Para ilmuwan baru-baru ini menemukan kalau tempat tidur kita ternyata tidak lebih bersih dari sarang simpanse. Triliunan mikroba yang berasal dari tubuh, hinggap dan menetap di tempat tidur bahkan saat tidak kita gunakan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Studi ini dipimpin oleh Megan Thoemmes dari North Carolina State University, tujuannya untuk membandingkan kandungan bakteri yang ada di tempat tidur manusia dengan sarang simpanse. Penemuan para ilmuwan ini membuktikan usaha kita membuat lingkungan yang bersih, mungkin malah membuat lingkungan kita menjadi kurang ideal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami ingin membandingkan (bakteri di tempat tidur) dengan simpanse, yang memiliki kebiasaan membuat sarang baru setiap hari,” tutur Thoemmes.

Penelitian ini mengambil sampel dari 41 sarang simpanse di Tanzania, dan hasilnya tempat tidur simpanse terbukti lebih bersih. Para peneliti ini cukup kaget saat melihat hasil mikroba dari tubuh yang banyak hinggap di tempat tidur manusia, hanya sedikit ditemukan di sarang simpanse.

“Kami hampir tidak menemukan jenis mikroba (dari tubuh) itu, yang mana cukup mengagetkan,” kata Thoemmes.

Berbeda dengan manusia yang lingkungannya mengandung sedikit mikroba, meskipun bakteri dari tubuh simpanse sedikit, sarangnya dikelilingi oleh beragam bakteri alam. Simpanse membuat sarang dengan cara menumpuk cabang-cabang pohon sebagai pondasi dan melapisinya dengan daun sebagai matras. Selain untuk tidur, sarang ini pun befungsi sebagai penahan angin, hujan, dan pemangsa.

Thoemmes percaya perbedaan ini yang menyebabkan tubuh manusia rentan pada penyakit dan alergi. Menurutnya rumah manusia memiliki ekosistemnya sendiri, dan bakteri yang ada di tempat tidur adalah organisme yang biasa ditemukan di rumah.

“Dari 35 persen bakteri di tempat tidur manusia berasal dari tubuh kita sendiri. Bakteri-bakteri itu berasal dari liur, kulit, dan partikel kotoran,” ujar kandidat doktor ini. “Kami tahu kalau rumah manusia memiliki ekosistem sendiri, dan tempat tidurnya mengandung jenis-jenis organisme yang ditemukan di rumah.”

Alasan sedikitnya bakteri tubuh di sarang simpanse adalah akibat kebiasaan mereka berganti sarang setiap hari. Kebiasaan ini menguntungkan mereka, karena dengan membuat sarang baru yang bersih simpanse dapat terhindar dari penyakit dan tidak menarik perhatian pemangsa.

NCSU | LIVE SCIENCE | INDEPENDENT | FIKRI ARIGI

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus